Kota Malang, blok-a.com – Libur panjang Isra Mi’raj dan Imlek membawa angin segar bagi sektor hotel dan restoran di Kota Malang. Tingkat okupansi hotel di kota ini rata-rata mencapai 80 persen, bahkan beberapa hotel mencatat angka hingga 90-100 persen. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki mengungkapkan bahwa angka tersebut setara dengan pencapaian momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember 2024 lalu. Hal ini cukup menggembirakan karena pada bulan Januari biasanya merupakan low season. “Alhamdulillah, di momen libur panjang ini rata-rata okupansi hotel mencapai 80 persen. Januari biasanya low season karena anggaran wisata sudah habis saat Nataru, tetapi sekarang menunjukkan tren yang lebih baik. Termasuk juga karena kreativitas dari Kota Malang dalam menghadapi tantangan saat sepi pengunjung,” kata Agoes, Selasa (28/1/2025). Agoes mengungkapkan, tingginya okupansi hotel Kota Malang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya momentum libur panjang, viralnya Kota Malang sebagai destinasi wisata, serta berbagai event menarik seperti Emba Run. “Selain long weekend, ada event seperti Emba Run yang memengaruhi. Kota Malang juga cukup viral sehingga banyak orang penasaran untuk datang,” ungkapnya. Agoes menyebut pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung kemajuan pariwisata di Kota Malang. Ia menyebut sinergi antara pelaku usaha, media, travel biro, dan Pemerintah Kota Malang sebagai kunci utama pertumbuhan ekonomi daerah. “Kami penyedia akomodasi, media memviralkan, travel biro menyediakan transportasi, Pemerintah Kota juga berperan. Semua ini berdampak positif, termasuk ke tempat oleh-oleh, sehingga ekonomi bergerak,” terangnya. Agoes menambahkan, mayoritas wisatawan yang datang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jember, dan Banyuwangi. Sementara itu, wisatawan mancanegara menyumbang sekitar 20 persen dari total tamu. Rata-rata durasi menginap adalah dua malam, dengan sebagian besar pemesanan dilakukan melalui platform online. “Guest house hingga hotel berbintang, rata-rata okupansinya 80 persen. Wisatawan asing juga lumayan, meskipun tidak semua hotel mendapat tamu dari luar negeri,” tambahnya. Agoes menjelaskan, PHRI Kota Malang saat ini memiliki sekitar 90 anggota, termasuk hotel dan restoran. Dengan tingkat keramaian restoran juga cukup tinggi, dengan rata-rata okupansi mencapai 80 persen. Ia berharap tren positif ini dapat terus berlanjut agar pergerakan ekonomi Kota Malang tetap stabil. “Harapannya, kondisi seperti ini bisa bertahan, sehingga pergerakan ekonomi di Kota Malang tetap berjalan,” tutupnya. (yog/bob)