Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

APBD Pemprov Dipangkas Hingga 50 Persen, Sektor Perhotelan Dipastikan Paling Terdampak

Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Instruksi Presiden (Inpres) tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2025 berujung pada pemangkasan anggaran hingga 50 persen. Pemangkasan ini mencakup anggaran seremonial seperti kajian, studi banding, pencetakan, seminar, serta perjalanan dinas yang selama ini menjadi bagian dari belanja pemerintah daerah. Menanggapi kebijakan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Fadjry Djufry, menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi anggaran, meskipun berdampak signifikan pada sektor perhotelan dan restoran. “Saya yakin ini adalah upaya pemerintah untuk melakukan efisiensi. Makanya, kegiatan yang sifatnya seremonial memang dipangkas supaya anggaran yang dikeluarkan memiliki target yang jelas,” ujarnya. Fadjry menambahkan bahwa pemerintah pusat saat ini lebih mengutamakan program prioritas, seperti pemberian makanan bergizi gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, dan beberapa program lain yang langsung berdampak pada masyarakat. Menurutnya, kebijakan ini juga berdampak pada seluruh kabupaten/kota di Sulsel yang harus menyesuaikan anggarannya. “Pasti semua kabupaten akan memilah mana kegiatan yang perlu dipangkas. Kan hanya dikurangi 50 persen,” katanya. Sementara itu, terkait kekhawatiran dari industri perhotelan dan restoran akibat berkurangnya kegiatan pemerintahan, Fadjry menyarankan agar sektor tersebut mulai mencari alternatif lain untuk menjaga keberlangsungan bisnis. “Ada kekhawatiran soal penurunan okupansi hotel, tapi bisa diatasi dengan menggelar event lain. Misalnya, perjalanan dinas yang biasanya tiga hari bisa dipersingkat, dengan tetap memastikan tugas utama tercapai,” jelasnya. Pemprov Sulsel, lanjutnya, akan mengupayakan berbagai kegiatan yang dapat menggairahkan kembali sektor perhotelan dan ekonomi kreatif di tengah kebijakan efisiensi anggaran ini. “Kita akan berusaha menggerakkan sektor lain agar tetap berjalan meski ada pemangkasan anggaran,” tutupnya. (Hikmah/B)