MANGUPURA, NusaBali - Selama libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek, tingkat hunian hotel di Kabupaten Badung mengalami peningkatan signifikan, mencapai angka 70 hingga 80 persen. Kenaikan ini terjadi secara merata di seluruh wilayah Badung, mulai dari Tanjung Benoa di Kecamatan Kuta Selatan hingga Canggu di Kecamatan Kuta Utara.Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan selama masa liburan, okupansi hotel di Badung menunjukkan tren yang positif. “Masa liburan okupansi di Badung kami lihat berada di angka 70-80 persen. Sedangkan di daerah lain, seperti Denpasar dan Ubud, masih cukup bagus dengan angka yang sama,” ujarnya pada Senin (3/2) siang.Suryawijaya menjelaskan wisatawan yang menginap di Badung mayoritas berasal dari luar negeri, seperti Australia, China, India, dan Eropa. Sementara wisatawan domestik didominasi oleh pengunjung dari Jakarta.“Di Badung hampir seluruh wilayah memiliki tingkat okupansi tinggi, mulai dari Tanjung Benoa, Nusa Dua, Sawangan, Pecatu, hingga Jimbaran, Tuban, Kuta, Legian, Seminyak, hingga Canggu. Bulan Januari dengan tingkat hunian 70-80 persen ini masih termasuk tinggi,” jelasnya.Menurut Suryawijaya, tingkat hunian hotel dapat dikategorikan dalam beberapa level, yakni low occupancy di bawah 50 persen, normal pada kisaran 60 persen, high occupancy mencapai 80-90 persen, dan peak season seperti saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) bisa mencapai 95 persen dengan kondisi fully booked. Meski terjadi peningkatan okupansi, Suryawijaya menilai kenaikan ini tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan Januari 2024.“Secara angka tingkat hunian hotel di Badung pada Januari 2024 tetap cukup bagus. Saat Nataru okupansinya masih tertinggi dengan rata-rata mencapai 95 persen,” kata Suryawijaya.Dikonfirmasi terpisah, Asisten Director of Marketing and Communications The Apurva Kempinski Bali Revina Mulia Chandra, mengatakan setiap long weekend atau perayaan tertentu selalu berdampak positif pada jumlah pengunjung dan tamu yang menginap. “Peningkatan kunjungan saat libur panjang selalu ada. Setiap ada long weekend atau perayaan pasti terjadi peningkatan dari pengunjung maupun tamu yang menginap di sini,” ujar Revina.Sejak pemulihan pasca Pendemi Covid-19, The Apurva Kempinski Bali telah mencatat bahwa sekitar 70 persen tamunya berasal dari pasar internasional. Australia menjadi pasar terbesar bagi The Apurva Kempinski Bali, mengingat kedekatan geografis dan akses penerbangan yang mudah ke Bali. Selain itu, wisatawan dari Amerika Serikat, China, Korea, dan India juga turut mendominasi jumlah kunjungan. Sementara, wisatawan domestik masih menjadi pasar utama kedua.Mengenai lama menginap, Revina menyebutkan bahwa wisatawan domestik umumnya menghabiskan waktu minimal tiga malam di hotel. Sementara wisatawan internasional memiliki durasi menginap yang lebih panjang, rata-rata sekitar lima malam. “Dari lima besar pasar utama kami, semuanya berasal dari internasional,” katanya. 7 ol3