Benk Mintosih Penasehat PHRI Jateng dan Pegiat wisata. FOTO : DOK/JATENG POS JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Kebijakan pemerintah dalam memangkas (efisiensi) anggaran Kementerian/lembaga, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) bakal berdampak pada usaha perhotelan. Apa lagi, jika lembaga-lembaga tersebut dilarang melakukan perjalanan dinas dan penyelenggaraan kegiatan MICE ( Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions ). Sudah pasti industri pariwisata dan perhotelan bakal terpukul. Hal tersebut disampaikan Bambang Mintosih, Penasehat PHRI Jateng (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia). Menurut Benk, bahwa efisiensi anggaran tersebut, sangat berpengaruh menurunya pendapatan dari sektor usaha industri pariwisata, khususnya di Jawa Tengah. “Ya, tentunya jika anggaran dipangkas untuk tidak melakukan perjalanan dinas atau menggelar berbagai kegiatan MICE. Kebijakan tersebut, akan sangat berdampak penurunan pendapatan hingga 30 – 40 persen. Karena, industri pariwisata di Jawa Tengah, hingga saat ini masih mengandalkan pendapatan dari MICE,” terangnya, saat di konfirmasi JATENG POS, Rabu (5/2/2025). Dijelaskan, bahwa industri pariwisata terdapat berbagai sektor usaha diantaranya, penginapan, tempat wisata, kegiatan MICE, pusat oleh – oleh dan lainya. Lanjut Benk, harusnya kebijakan tersebut di tinjau ulang, kecuali pemerintah sudah menyiapkan solusi atau alternatif lainya. “Sebagai pihak stakeholder dalam memberikan kontribusi pendapatan daerah, kami sangat apresiasi atas efisiensi anggaran tersebut, tetapi jangan serta merta diterapkan secara langsung, harus ada solusi atau alternstif lainya,” imbuhnya. MICE yang menjadi andalan industri pariwisata, khususnya di Jawa Tengah, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pertemuan, perjalanan insentif, konvensi, dan pameran. “MICE adalah bagian dari industri pariwisata yang berfokus pada penyelenggaraan acara bisnis dan profesional yang memiliki peran penting dalam mendukung sektor pariwisata, terutama untuk meningkatkan kunjungan wisatawan bisnis dan profesional,” pungkas Benk Mintosih. (ucl/jan)