Yogyakarta (beritajatim.com) – Kondisi darurat sampah yang terjadi di Yogyakarta membuat banyak warga dan instansi harus mengelola sampah sendiri.Hal ini juga dirasakan oleh hotel dan restoran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menginstruksikan agar seluruh anggotanya melakukan pengelolaan sampah mandiri dengan pemilahan dan sebagainya.Bagi anggota yang tak melakukan pengelolaan sampah, PHRI siap untuk memberikan sanksi tegas.“Jauh sebelum penutupan TPST Piyungan beberapa waktu lalu, kami dari PHRI menginstruksikan anggota kami sekitar 400 hotel dan restoran yang tersebar di seluruh DIY untuk melakukan pengelolaan sampah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Jadi sampah organik dan non organik dipilah pilah sejak dari resto atau hotel. Beberapa waktu lalu TPST Piyungan ditutup kami juga ingatkan lagi untuk pengelolaan sampah,” ujar Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono, Selasa (19/9/2023).Meski begitu, Deddy belum bisa memastikan terkait volume sampah yang dihasilkan tiap harinya oleh hotel dan resto anggota PHRI DIY.BACA JUGA: Ketahanan Pangan Skala Prioritas Pemkot Yogyakarta di 2024Diketahui, jumlah hotel dan restoran yang tergabung dalam PHRI berjumlah lebih dari 400 hotel dan resto.Deddy menjelaskan, hingga saat ini PHRI mendata dan melakukan pemantauan berapa sampah yang dihasilkan oleh hotel dan resto. Begitu pun dengan pengelolaan sampah, apakah berjalan dengan baik atau tidak juga masih dilakukan pendataan lebih lanjut.Deddy mengungkapkan bahwa sampah hotel dan restoran di DIY lebih besar sampah organik daripada sampah anorganik.Sampah organik, kata Deddy, sesuai SOP Kemenparekraf, wajib dilakukan pengelolaan. Salah satu pengelolaannya yaitu dengan menggunakan metode lubang biopori.“Bagi hotel dan resto yang memiliki lahan yang cukup, sudah mulai menerapkan pengolahan sampah dengan metode biopori ini. Namun, bagi hotel dan resto yang tidak memiliki lahan, ada yang memanfaatkan lahan warga dengan CSR di sekitar hotel dan resto,” bebernya.BACA JUGA: Pakar Ekonomi Minta DIY Contoh India untuk Jaga Ketahanan PanganSecara teknis Deddy menyatakan dari pemilahan yang dilakukan, untuk pengelolaan sampah non organik dilakukan dengan memaksimalkan peran bank sampah yang ada di sekitar hotel dan resto. Beberapa sampah yang masuk ke Bank Sampah yaitu botol minuman plastik, tempat makanan dari kaca dan sebagainya.Terkait pengelolaan sampah, PHRI DIY terus menggiatkan hotel dan resto agar melakukan pengelolaan sampah dengan baik, termasuk dengan mengelola secara mandiri utamanya untuk sampah organik.Ditanya mengenai tumpukan dan gundukan sampah yang hingga saat ini masih berada di pojokan bangunan hotel, Deddy memastikan jika sampah yang dibuang sembarangan seperti itu bukan sampah yang dihasilkan dari hotel yang tergabung dalam PHRI DIY.“Kecil kemungkinan sampah ini dari hotel-hotel yang sudah diberi berbagai macam pelatihan dan pengertian. Bisa jadi malah yang meletakkan sampah tersebut bukan hari pihak hotel,” tutupnya. (Aje/nap) Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks