Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Efisiensi Pemerintah Berdampak Petaka di Sektor Perhotelan

MAKASSAR, KOMPAS — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Sulawesi Selatan menyebut efisiensi akan berdampak petaka bagi sektor perhotelan dan pariwisata. Sedikitnya 20 persen dari 29.000 lebih pekerja sektor ini bisa terdampak rasionalisasi. Yang tetap bekerja pun akan mengalami pengurangan gaji.Hal tersebut dikatakan Ketua Badan Pengurus Daerah PHRI Sulsel Anggiat Sinaga, Jumat (7/2/2025), di Makassar. Tak hanya pekerja, UMKM termasuk petani, peternak, nelayan, dan lainnya yang selama ini menjadi pemasok berbagai kebutuhan hotel dan restoran juga akan ikut terdampak.”Sejak tahun lalu okupansi sudah mulai berkurang. Selama ini terutama di Makassar yang jadi kota MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition), hotel dan restoran banyak mengandalkan agenda pemerintah, seperti pertemuan, pameran, dan ajang lainnya. Beda dengan hotel yang ada di tempat wisata yang tak terlalu bergantung pada kegiatan pemerintah,” kata Anggiat.Berdasarkan data PHRI Sulsel, ada 689 hotel di daerah ini dan terbanyak di Makassar. Ini mencakup hotel bintang dan nonbintang. Adapun jumlah kamar mencapai 19.641.DOKUMENTASI DINAS INFOKOM KOTA MAKASSARSuasana Rakernas XVI Apeksi yang berlangsung di Makassar, Rabu (12/7/2023).Kondisi puncak dialami sektor perhotelan pada 2023 dengan tingkat okupansi cukup tinggi. Tahun lalu, tingkat okupansi turun di angka 60-68 persen. Memasuki 2025, okupansi rerata 20 persen.”Sedikitnya 29.100 orang bekerja di sektor perhotelan di Sulsel. Jika efisiensi terjadi, jelas akan ada rasionalisasi. Saya menghitung angkanya bisa sampai 20 persen. Bahkan, bisa jadi hotel-hotel banyak yang tutup. Kredit macet usaha perhotelan dan restoran juga jadi ancaman serius,” ucapnya.Kota Makassar selama ini dikenal sebagai salah satu kota MICE. Makassar juga menjadi pusat pertumbuhan dan interkoneksi antara wilayah barat dan timur Indonesia.Bahkan, bisa jadi hotel-hotel banyak yang tutup. Kredit macet usaha perhotelan dan restoran juga jadi ancaman serius.Karena posisinya ini, setiap tahun berbagai acara pertemuan hingga pameran kerap digelar di Makassar.  Belum lagi acara lokal yang juga banyak digelar pemerintah. Ini membuat sektor perhotelan dan rumah makan hingga usaha rental kendaraan cukup berkembang. KOMPAS/RENY SRI AYUSeorang pengunjung melintas di anjungan Pantai Losari, Makassar, Rabu (30/9/2020). Usaha lainnya pun ikut meraup keuntungan dari beragam acara tersebut. Mulai dari para pemasok berbagai bahan makanan hingga pelaku usaha cendera mata. Salah satu ajang besar dan masuk kalender pariwisata tahunan adalah Festival Delapan.  Ajang pameran dan atraksi wisata atau budaya ini biasanya diikuti pemerintah kota/kabupaten dari berbagai wilayah di Indonesia.”Festival Delapan bukan sekadar ajang pameran atau atraksi budaya. Acara ini menjadi pengungkit ekonomi. Sektor perhotelan, restoran, rental kendaraan, UMKM, hingga penjualan suvenir sangat mendapat manfaat dari acara ini. Bahkan, kabupaten tetangga Makassar juga ikut menikmati karena biasanya peserta yang datang tak langsung pulang, tapi berwisata,” kata M Ramdhan Pomanto.Kompas/Reny Sri Ayu ArmanAksi panggung yang menampilkan drama tari kolosal jadi salah satu yang menyemarakkan pembukaan Festival Delapan di Makassar, Rabu (23/8/2023).Kompas/Reny Sri Ayu ArmanAksi panggung yang menampilkan drama tari kolosal jadi salah satu yang menyemarakkan pembukaan Festival Delapan di Makassar, Rabu (23/8/2023).Di Kota Makassar, sektor perhotelan dan restoran menjadi peringkat ketiga penyumbang pendapatan asli daerah melalui pajak dan retribusi. Sektor ini juga  banyak menyerap tenaga kerja.