TRIBUNJOGJA.COM - Kalangan legislatif Kota Yogyakarta mendorong partisipasi dari perhotelan di kawasan Gedongtengen, untuk ambil bagian dalam upaya pengentasan stunting . Bukan tanpa alasan, sebanyak 97 anak di Kemantren Gedongtengen, Kota Yogyakarta , terindikasi mengalami stunting, dengan 3 di antaranya yang sudah didiagnosis positif oleh dokter. Fenomena tersebut, tentu sangat mencengangkan, mengingat lokasi Gedongtengen yang berada di pusat Kota Yogyakarta, serta beririsan langsung dengan Malioboro, sebagai jantung perekonomian. Anggota DPRD Kota Yogyakarta, Ipung Purwandari, mengaku sangat prihatin dengan prevalensi stunting yang begitu tinggi di wilayah Gedongtengen. "Sangat prihatin, di tengah hotel-hotel gede seperti di Gedongtengen, ternyata ada (kasus) stunting yang luar biasa banyak," katanya, Selasa (19/9/23) Perempuan yang juga menjadi bagian dari pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY bidang advokasi itu, bakal mendorong para pelaku perhotelan untuk ikut berpartisipasi dalam mengurai polemik nan getir ini. Dengan harapan, angka stunting di kawasan yang berlokasi di pusat Kota Pelajar tersebut dapat segera ditekan semaksimal mungkin. "Saya sendiri masuk dalam perhotelan itu, kita akan berusaha nanti stunting bisa nol. Kita berusaha ikut membantu," ungkapnya. "Kita mendorong teman-teman PHRI, khususnya yang ada di Gedongtengan, ikut bergotong-royong untuk stunting, agar 2024 bisa nol," imbuh Ipung. Dijelaskannya, sejauh ini sudah ada sejumlah pelaku perhotelan yang turut serta membantu penanganan stunting oleh Pemkot Yogyakarta, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). "Ada hotel Patra Malioboro itu, yang selama ini memang selalu membantu masyarakat Gedongtengen dengan CSR-nya. Harapan saya hotel-hotel yang lainnya mengikuti," ungkapnya. Lebih lanjut, politikus PDI Perjuangan itu juga bakal mengkoordinasikannya dengan Komisi D DPRD Kota Yogga agar mengajukan anggaran untuk langkah penanganan stunting dan disetujui. Pasalnya, fenomena stunting, terutama di wilayah Gedongtengen tidak dapat dibiarkan begitu saja, sementara pergerakannya pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Kita dorong naikkan anggaran di bidang kesehatan, karena kenyataannya di Kota Yogya masih banyak stunting . Tidak bisa dibiarkan, hanya melihat saja, harus ada pergerakan di situ," urainya. ( Tribunjogja.com )