BENGKULU, KOMPAS.com - Sekretaris Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Bengkulu, Arif Wahyudi, menyebutkan bahwa pihaknya dipastikan terdampak efisiensi anggaran pemerintah. "Khusus Bengkulu, 60 persen konsumen hotel dan restoran masih pada belanja pemerintah, wisatawan belum bisa diandalkan," ujar Arif Wahyudi ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (13/2/2025). Selama ini, tingkat keterisian hotel-hotel di Bengkulu banyak dipengaruhi oleh acara pemerintah, monitoring evaluasi, asesmen, pelatihan, audit, seminar, dan lainnya.Baca juga: Dampak Efisiensi Anggaran: Rapat OPD Gunungkidul Beralih dari Hotel ke Ruang Pemda "Bila program tersebut dihilangkan akibat efisiensi anggaran, dipastikan hotel-hotel di Bengkulu akan sepi," ucapnya. Efisiensi anggaran, menurutnya, akan terasa pada April mengingat biasanya Januari hingga Maret berada pada posisi low season. "Kami melihat dampaknya akan terasa pada April. Karena belanja pemerintah dimulai April. Biasanya, kalau Januari hingga Maret, hunian hotel sepi karena pemerintah belum membelanjakan anggaran," sebut dia.Ketika ditanya mengenai kemungkinan merumahkan karyawan, ia mengatakan bahwa sampai dengan Januari belum ada hotel dan restoran yang melaporkan ke PHRI.Namun, ia menduga pada April, Mei, dan Juni, apabila efisiensi anggaran dijalankan, akan ada hotel yang merumahkan karyawan. "Kami terpaksa menyesuaikan. Ketika pemerintah melakukan efisiensi anggaran, maka tidak ada pilihan lain bagi kami kecuali mengefisiensikan karyawan, bisa dirumahkan, atau menggunakan mekanisme lain untuk mengurangi beban operasional," jelasnya. Ia menjelaskan bahwa semua sektor berdampak, seperti transportasi, pesawat terbang, restoran, hotel, dan pedagang, karena banyak vendor hotel menggunakan jasa pedagang, peternak, dan petani untuk suplai kebutuhan hotel. Baca juga: Hotel di Jatim Alami Penurunan Okupansi 30 Persen akibat Efisiensi Pemerintah, Makin Terasa Jelang Ramadhan Ia menyatakan, ada 114 hotel anggota PHRI di Bengkulu, 16 di antaranya berbintang, dengan total kamar mencapai 1.000 kamar. Dari jumlah itu, menyerap tenaga kerja paling tidak 700 orang. "Bayangkan kalau terjadi efisiensi, kami harus memangkas 50 persen karyawan, akan banyak karyawan yang dirumahkan," tuturnya. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.