Harianjogja.com, BANTUL—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul menyebutkan sudah bisa mengelola sampah hotel dan restoran secara mandiri. Walaupun masih ada yang diangkut ke TPA Piyungan, namun jumlahnya dibatasi.Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra, menjelaskan sejak awal penutupan TPA Piyungan sudah disampaikan kepada seluruh anggota PHRI Bantul untuk memprioritaskan pengolahan limbah organik. “Seperti sisa makanan dan sebagainya bisa memunculkan bau jika tidak diproses secara baik,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (22/9/2023). BACA JUGA : PHRI: Hospitality Jadi Kunci Pertahankan Wisatawan di DIYIa memastikan pemilahan sampah organik dan anorganik sudah dilakukan di tingkat hotel dan restoran. Pada sampah organik, ia menyarankan pengelola yang masih memiliki lahan untuk membuat jugangan atau membuat kompos.Di samping itu, manajemen sampah organik juga dilakukan dari hulu, yakni dengan memesan ayam atau ikan yang sudah bersih dari vendor serta mengkampanyekan mengambil makan secukupnya, agar dapat mengurangi produksi sampah organik.“Saat ada kegiatan, event, kami berikan imbauan di meja-meja, informasi untuk mengambil makan secukupnya. Karena banyak sekali konsumen itu lapar mata dalam kegiatan-kegiatan. Mengambil makanan tapi tidak dihabiskan. Nah ini kami kampanyekan mengambil makan secukupnya supaya tidak terjadi food waste,” paparnya.Kemudian pada sampah anorganik, pengelola hotel dan restoran akan mengumpulkannya dan menjualnya kembali ke pengepul untuk yang masih bisa dijual. “Biasanya kami jual atau bisa kami berikan kepada bank sampah.,” kata dia.Meski demikian ia mengakui memang masih ada sampah yang diangkut ke TPA Piyungan, walau secara terbatas. “Tetap masih ada, tapis kala prioritas dan jumlah tonasenya dibatasi. Sudah ada yang dibuang ke sana, hanya tonasenya yang dibatasi,” katanya.BACA JUGA : Masih Ada Tumpukan Sampah di Jalan, PHRI DIY PHRI Bantul saat ini memiliki anggota sekitar 50 hotel dan restoran. Ia memastikan anggota PHRI tidak ada yang kesulitan mengelola sampah karena sudah berkomitmen untuk mengelola sampah secara mandiri. “Kami siap sekali mendukung visi Bupati untuk Bantul bersih sampah secara mandiri,” ujarnya.PHRI Bantul mendukung pengelolaan sampah mandiri karena menjaga agar sampah tidak menjadi polemik dengan penumpukan dan menimbulkan bau, yang nantinya akan berpengaruh pada citra pariwisata di Bantul. “Akan berpengaruh pula ke wisatawan. Terutama jika muncul tumpukan sampah di jalan jalan protokol,” paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News