Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Liputan Khusus - PHRI Kediri Raya Sebut Bisnis Hotel Mulai Kena Dampak Kebijakan Efisiensi Anggaran

SURYA.co.id, KEDIRI - Kebijakan efisiensi anggaran sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto mulai berdampak pada bisnis perhotelan dan restoran di Kediri Raya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kediri Raya, Sri Rahayu Titik Nuryati (Yayuk), mengatakan pemangkasan anggaran tentu berdampak bagi bisnis perhotelan, terutama yang biasa bekerja sama dengan pemerintah dalam penyelenggaraan agenda pemerintahan. Kebijakan ini mengakibatkan berkurangnya permintaan event dari pemerintah yang biasanya diselenggarakan di hotel dan restoran. Baca juga: Liputan Khusus - Belum Terdampak Efisiensi Anggaran Pemkab Kediri, Pelaku Usaha: Bisnis Tetap Stabil "Kami memahami pentingnya efisiensi anggaran bagi pemerintah, tetapi di sisi lain, sektor pariwisata seperti bisnis perhotelan dan restoran turut merasakan dampaknya. Hotel-hotel yang biasa digunakan sebagai venue acara pemerintahan mengalami penurunan permintaan. Meski begitu, di Kediri Raya sendiri belum ada laporan konkret mengenai dampak ini, karena kebijakan ini baru diberlakukan," kata Yayuk saat dihubungi, Senin (17/2/2025). Ia menambahkan bahwa efek kebijakan ini kemungkinan baru akan terlihat beberapa bulan ke depan, mengingat agenda pemerintahan biasanya mulai ramai pada bulan Maret dan seterusnya. "Biasanya, awal tahun tidak begitu ramai, tetapi setelah Maret, event pemerintah mulai banyak. Jika pemangkasan anggaran ini terus berjalan, maka dampaknya bisa lebih terasa," tambahnya. Menurut Yayuk, daerah tingkat provinsi dan kota-kota besar kemungkinan akan merasakan dampak yang lebih signifikan dibanding daerah yang lebih kecil. Oleh karena itu, pihaknya berharap ada peninjauan lebih lanjut terhadap kebijakan ini, terutama jika efeknya meluas ke banyak sektor dan terjadi multiplier effect. PHRI Kediri Raya berharap pemerintah dapat meninjau kembali kebijakan pemangkasan anggaran ini agar sektor perhotelan dan restoran tidak mengalami dampak yang terlalu besar. "Kami berharap ada keseimbangan antara efisiensi anggaran dan keberlanjutan sektor usaha, khususnya perhotelan dan restoran yang selama ini juga menjadi bagian dari ekosistem ekonomi daerah," ujar Yayuk. Sementara itu, salah satu hotel di Kediri telah mulai merasakan dampak kebijakan pemangkasan anggaran ini. Seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa hotel tempatnya bekerja mengalami penurunan permintaan event dibandingkan awal tahun sebelumnya. "Memang event pemerintahan biasanya mulai ramai setelah Lebaran atau sekitar bulan April. Namun, karena adanya kebijakan pemangkasan anggaran, beberapa agenda pemerintahan yang sudah dijadwalkan terpaksa harus dibatalkan. Salah satu alasannya adalah mundurnya pelantikan wali kota serta pemangkasan anggaran," jelas narasumber tersebut. Ia menyebutkan bahwa dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah event pemerintahan yang diselenggarakan di hotelnya mengalami penurunan lebih dari 50 persen.