Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Libur Lebaran, Okupansi Hotel Diprediksi 80%

Kenaikan tingkat hunian bisa mencapai 10 persen bila melihat kedatangan wisatawan domestik per harinya mencapai 14 ribu. Diperkirakan bakal mencapai 20 ribu per hari saat libur Hari Raya Idul Fitri. DENPASAR, NusaBaliSaat libur lebaran tingkat hunian hotel di Bali diprediksi berada di angka 80 persen dengan kenaikan 10 persen dari persentase saat ini di kisaran 70 persen. Perkiraan ini disampaikan Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya saat dikonfirmasi, Senin (3/3) pagi. Menurutnya kenaikan tingkat hunian bisa mencapai 10 persen bila melihat kedatangan wisatawan domestik per harinya mencapai 14 ribu, dan diperkirakan bakal mencapai 20 ribu per hari saat libur Hari Raya Idul Fitri. “Biasanya kalau sudah mulai liburan, baik liburan sekolah, Idul Fitri atau hari raya lainnya pasti meningkat. Prediksi kami untuk kedatangan wisatawan bisa naik 10 persen, contohnya saat ini domestik di antara 14 ribu per hari dan akan dicapai 20 ribu per hari pada saat hari raya,” kata Suryawijaya. Untuk itu menurutnya diperlukan dukungan extra flight dan penurunan harga tiket pesawat sebagaimana dikeluarkan pemerintah. Dikatakannya, kedatangan wisatawan domestik terjadi pada H-3 lebaran dengan komposisi wisatawan berasal dari kota besar di Jawa seperti Jakarta, Semarang, dan Jogjakarta. Dengan tujuan wisata seperti Kuta, Legian, Jimbaran, Canggu, daerah Bali selatan, dan Sanur. “Masa tinggal biasanya sekitar lima hari,” tuturnya. Suryawijaya menjelaskan, terkait naiknya tingkat hunian 10 persen dengan omzet yang diterima hotel tergantung dari harga jual serta jumlah kamar yang disediakan hotel. “Kenaikan iya, itu kenaikan berapa persen kira-kira 10 persen sedangkan omzet tergantung harga jual, tergantung dari tingkat hunian, dan tergantung jumlah kamar. Setiap hotel berbeda-beda jumlah kamarnya. Ada yang punya 50 kamar, ada 75 kamar, 100 kamar, 200 kamar, dan bahkan ada yang 1.000 kamar,” ujar Suryawijaya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp. Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali I Made Mendra Astawa, menjelaskan pertumbuhan wisata saat ini berada di fase menurun diakibatkan kebijakan efisiensi yang dikeluarkan pemerintah mempengaruhi biaya perjalanan wisatawan domestik saat libur lebaran. “Kalau melihat situasi sekarang memang pertumbuhan wisata sedang lesu. Ini diakibatkan dari kebijakan efisiensi dari pemerintah, karena memang biaya perjalanan kebanyakan datang dari dana anggaran-anggaran pemerintah ketika mengadakan kegiatan-kegiatan di daerah. Dengan kebijakan efisensi sekarang bisa memberikan dampak terjadi penurunan, apalagi khusus di bulan Maret ini ada perayaan lebaran jadi tentu wisatawan memikirkan perihal kebutuhan pokok daripada biaya perjalanan liburan,” ucap Astawa saat dikonfirmasi, Minggu (2/3) sore. Meskipun dalam dua bulan terakhir kunjungan mengalami penurunan, menurutnya tidak menutup kemungkinan jumlah kunjungan wisatawan domestik akan naik bila melihat situasi libur lebaran yang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi dan kebijakan pemotongan tiket penerbangan dari pemerintah. 7 cr80