Deddy Pranowo. - Istimewa Harianjogja.com, JOGJA—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut dampak dari efisiensi anggaran pemerintah, saat ini mulai ada hotel yang melakukan pengurangan jam kerja dan karyawan.Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo mengungkapkan pengurangan jam kerja dan karyawan telah dilakukan oleh 3 sampai 5 hotel. "Banyaknya berkisar 3-5 [sebagian kurangi jam kerja dan karyawan]," ucapnya, Kamis (6/3/2025).Menurutnya saat ini kondisi hotel sedang tidak baik-baik saja. Sehingga beberapa hotel mengurangi jam kerja khususnya karyawan yang menangani Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE)."Saat ini kondisi tidak baik-baik saja," lanjutnya.BACA JUGA: Dampak Efisiensi, PHRI Sleman: 40% Kegiatan MICE DibatalkanKetua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardianto mengatakan dampak efisiensi cukup besar pada industri perhotelan. Ia mengatakan 60% MICE berasal dari pemerintah.Bobby menjelaskan beberapa pemilik hotel mulai menawarkan untuk menjual properti hotel. Menurutnya, ini menjadi bagian dari konsekuensi pengusaha, menyesuaikan situasi dan kondisi agar dampak kerugian tidak semakin meluas."Bisa melewati tahun ini saja sudah bagus sekali," tuturnya.Bobby mengatakan agar hotel bisa bertahan yang bisa dilakukan adalah efisiensi di segala lini. Selain itu, dia melihat perlu ada transformasi pasar dari pemerintah ke non-pemerintah."Kecepatan adaptasi membuat semakin resilience kita terhadap kondisi ini."Salah satu General Manager hotel bintang 4 di DIY yang tidak mau disebutkan namanya memprediksi pendapatan hotelnya pada Maret 2025 akan minus 75-80%. Besaran itu, dinilainya lebih dalam dari penurunan pendapatan hotel pada Januari dan Februari 2025 yang mencapai 30an persen. Oleh karena itu hotel melakukan efisiensi hingga 40%.Menurutnya pengurangan tidak dilakukan untuk jumlah karyawan, tetapi jam kerja. Hal ini dilakukan sembari berjaga apabila ada peninjauan ulang kebijakan efisiensi, sehingga hotel tidak perlu rekrutmen lagi.Pemutusan hubungan kerja (PHK), menurutnya belum dilakukan karena pertimbangan hati nurani tidak mau menjadikan karyawan korban."Tapi otomatis mengurangi pendapatannya teman-teman jadi berkurang 40-50%," jelasnnya.Menurut dia, penurunan pendapatan hotel di Maret 2025 berasal dari MICE dan juga reservasi kamar. Karena sebagian masyarakat akan fokus untuk ibadah di bulan ini. Paket-paket buka bersama, kata dia, masih bisa membantu, karena ada beberapa instansi masih menggelar meeting di bulan Puasa."Kalau melihat data bulan ini turun sampai 80%, [bisa bertahan] sampai bulan ini saja, kalau nombokin 2-3 bulan ke depan sudah berat sekali," tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News