Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Dampak Efisiensi Sudah Dirasakan Bisnis Perhotelan di DIY

Pengunjung berfoto kenangan saat berkunjung ke pusat belanja atau sentra oleh-oleh khas Yogyakarta. Teras Malioboro, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (12/6/2024).(MI/RAMDANI) DUNIA  perhotelan di DIY sudah merasakan dampak eisiensi yang dilakukan oleh pemerintah, terutama terkait Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE). Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI DIY), Deddy Pranowo Eryono pun menyebut, saat ini kondisi perhotelan tidak baik-baik saja. Perhotelan pun melakukan langkah penghematan, misalnya, jam kerja karyawan dikurangi. "Sudah ada 3 hingga 5 hotel yang melakukan efisiensi di sektor SDM, terutama yang menangani MICE," ujar dia. Setelah Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025, nilai pembatalan MICE mencapai Rp 1 Milar. Kondisi perhotelan semakin sepi karena memasuki awal Ramadhan. Keterisian kamar rata-rata hanya 5 hingga 25 persen, yang paling banyak Jumat dan Sabtu. Pada Minggu sampai Kamis, okupansinya lebih rendah. Pada Maret 2025, pendapatan diprediksi bisa minus dan itu pun masih terbantu oleh jualan bukber (buka bersama). Harapannya, okupansi hotel bisa meningkat saat libur lebaran nanti.(H-2)