Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

12 Hotel di DIY Mulai Kurangi Jam Kerja Karyawan

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut jumlah hotel yang melakukan pengurangan jam kerja karyawan semakin bertambah. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan efek domino dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintah sangat besar. Hotel pun terpaksa ikut melakukan efisiensi, salah satunya pengurangan jam kerja karyawan. “Ini satu langkah kami untuk bertahan. Sudah sekitar 12an hotel di DIY melakukan pengurangan jam kerja karyawan,” katanya, Minggu (16/03/2025). Selain dari SDM, perhotelan di DIY juga melakukan efisiensi energi. Efisiensi tersebut dilakukan dengan mengurangi penggunaan lampu. “Jadi kalau acara sudah selesai akan dimatikan. Hanya beberapa lampu saja yang digunakan. Tetapi efisiensi ini tidak mengganggu hospitality,” sambungnya. Baca juga: Sektor MICE Yogyakarta Berbenah Hadapi Tantangan Baru Ia pun khawatir efisiensi ini akan berdampak buruk bagi karyawan. Jika tidak ada perubahan karyawan, bukan tidak mungkin bagi perhotelan di DIY merumahkan karyawan. Pada Januari 2025, okupansi hotel terbilang baik yaitu sekitar 80 persen. Namun mulai turun pada Februari 2025 menjadi 60 persen. Dan akhirnya semakin merosot pada Maret 2025. Selain dari keterisian kamar, efisiensi pemerintah juga berdampak pada MICE. Padahal pemerintah merupakan market besar bagi perhotelan dengan porsi 40 persen. “Kami bayar karyawan kan berdasarkan ada tamu atau tidak. Jadi market pemerintah itu 40 persen, tinggi. Market pemerintah mengisi Senin sampai Jumat. Kalau leisure itu Jumat sampai Minggu. Kalau dari pemerintah nggak ada ya yang paling terdampak (hotel) yang punya kapasitas MICE besar,” imbuhnya. (*)