Menurutnya, kondisi ini tidak sampai membuat industri perhotelan di Sultra terpuruk. Para pelaku usaha perhotelan mulai mencari cara agar tetap bertahan dengan berbagai inovasi dan strategi bisnis baru. Salah satu langkah yang kini banyak dilakukan adalah beralih ke pasar swasta serta memanfaatkan momentum tertentu untuk meningkatkan pemasukan. “Kalau tidak dapat pemasukan dari kegiatan pemerintah, pasti ada peluang di sektor swasta. Hotel sekarang juga lebih aktif menawarkan paket berbuka puasa dan membuka tenda bazar kuliner,” jelas Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sultra ini. Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga tingkat okupansi hotel, tetapi juga memastikan arus kas tetap stabil, terutama dalam menghadapi kewajiban-kewajiban finansial seperti pembayaran tunjangan hari raya (THR) bagi karyawan. Meskipun menghadapi tantangan besar akibat kebijakan efisiensi anggaran, industri perhotelan tetap menghormati keputusan pemerintah. Ia berharap langkah penghematan ini tidak berdampak lebih jauh pada operasional hotel-hotel yang ada di Sultra. “Kami mendukung penghematan anggaran, tetapi tentu harapan kami adalah agar efisiensi ini tidak sampai mempengaruhi jumlah hotel yang beroperasi di Sultra,” pungkasnya. (c/rah) Laman: 1 2