TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Mari berpaling dari polemik penutupan kawasan wisataGunung Bromo selama lima hari oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS. Sebab sejumlah obyek wisata di sekitar gunung terindah dunia itu tetap buka dan bisa dinikmati wisatawan. Obyek wisata yang masih bisa dinikmati itu meliputi Jembatan Kaca Gunung Bromo, Seruni Point, Pusung Agung dan Terminal Seruni Point.Advertisement Empat spot wisata tersebut tetap buka karena berada di luar kawasan TNBTS. Keempatnya berada di kawasan dan pengelolaan Pemkab Probolinggo. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata atau Disporapar Kabupaten Probolinggo, Heri Mulyadi mengatakan, Kaca Gunung Bromo, Seruni Point, Pusung Agung dan Terminal Seruni Point tetap buka pada Minggu (30/1/2025). Namun empat spot wisata itu menerima kunjungan wisata mulai pukul 10.00 WIB. Bahkan ketika Hari Raya Idul Fitri, obyek wisata yang dikelola Pemkab Probolinggo tetap buka. “Tetap buka tapi mulai siang. Untuk memberi kesempatan kepada petugas untuk ber hari raya,” katanya saat dikonfirmasi TIMES Indonesia. Berita sebelumnya, TNBTS menutup kawasan wisata Gunung Bromo pada 28 Maret sampai 1 April 2025 untuk menghormati Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah. Hari Raya Nyepi bertepatan dengan 29 Maret 2025. Sedangkan Hari Raya Idul Fitri diperkirakan bertepatan dengan 30 atau 31 Maret 2025, menunggu sidang itsbat Kementerian Agama RI. Namun keputusan itu menuai polemik. Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Probolinggo meminta kebijakan itu ditinjau ulang. Selain merugikan pelaku wisata, kebijakan itu dinilai tanpa berkoordinasi dengan pelaku wisata dan masyarakat adat setempat. "Kami dari BPC PHRI dan Matra Probolinggo menyampaikan pandangan sebagai bahan masukan agar pengumuman atau keputusan dapat ditinjau kembali," kata Ketua PHRI Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin. Bupati Probolinggo, Gus Haris juga keberatan dan berharap penutupan tidak terjadi. Begitu juga dengan masyarakat Suku Tengger yang mendiami kawasan tersebut. Hingga akhirnya, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem pada Kementerian Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko pun berkunjung ke Gus Haris di kediamannya di kompleks Ponpes Zainul Hasan Genggong, Rabu (26/3/2025) siang. (*)**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.