JAKARTA, KOMPAS — Usaha rental atau persewaan mobil pada masa liburan Lebaran 2025 tak secerah tahun-tahun sebelumnya. Lemahnya daya beli masyarakat dan lesunya ekonomi berdampak besar pada berbagai lini, termasuk pelaku usaha persewaan mobil yang saling bergantung dengan pergerakan mudik, sektor pariwisata, serta perjalanan dinas kementerian dan lembaga.Direktur Trans Holiday Rino Zulyadi pusing dengan lesunya persewaan mobil pekan-pekan ini. Padahal, masa liburan Lebaran merupakan hari yang paling dinanti untuk meraup rezeki lebih banyak. Namun, kenyataannya bisnis rental pada libur Lebaran 2025 tak secerah biasanya.”Penurunan pemesanan atau sewa mobil bisa sampai 30-40 persen. Situasi ini seperti zaman Covid-19 dulu. Bedanya dulu kita masih dapat keringanan relaksasi hingga dispensasi bunga. Kalau sekarang tidak ada, makanya penurunan persewaan mobil ini terasa benar-benar memukul sektor transportasi,” ujar Rino, saat dihubungi, Sabtu (29/3/2025). Rino yang juga memiliki anak usaha bernama Padang Auto Rental dan Riau Trans itu menilai penurunan itu setidaknya terlihat dari peralihan segmen penyewa. DOKUMENTASI RINO ZULYADISejumlah mobil sewa milik Rino Zulyadi yang masih terparkir di masa libur Lebaran, Sabtu (29/3/2025). Tak seperti tahun sebelumnya, bisnis persewaan mobil pada tahun ini tampak lesu.Dulu yang biasa menyewa mobil kelas satu, seperti Alphard, Fortuner, dan mobil sejenisnya, sekarang beralih ke mobil-mobil kelas di bawahnya. Segmen paling banyak disewa kelas dua dan kelas tiga.”Lebaran ini, kan, hari raya dan hari libur. Yang namanya Lebaran, apa pun yang terjadi, kalau orang butuh mobil pasti tetap akan memakai (sewa) untuk mudik atau liburan ke tempat wisata. Dulu naik pesawat dan tiba di Padang mereka sewa mobil lanjut perjalanan atau sesuai keperluan mereka,” ujarnya.Menurut Rino, ada beberapa kemungkinan mengapa bisnis rental mobil lesu bahkan pada masa libur Lebaran 2025. Pertama, ada program mudik gratis. Kedua, banyak warga menggunakan mobil pribadi. Penurunan bisnis rental mobil, Rino melanjutkan, mulai terasa beberapa bulan terakhir. Terutama sejak ada kebijakan efisiensi pemerintah. Tidak adanya perjalanan dinas atau kunjungan kerja oleh kementerian/lembaga ikut menyebabkan bisnis lesu. DOKUMENTASI EBIN ANDRIANTO Ebin Andrianto, seorang pengusaha mobil sewa, memperlihatkan deretan mobil yang terparkir di garasi Damai Rent Car, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (29/3/2025)Sementara itu, Ebin Andrianto, pengusaha Damai Rent Car, masih menyisakan 11 mobil dari total 55 mobil sewa. Di tengah kondisi yang serba sulit, Ebin masih bersyukur bisnisnya masih berjalan cukup baik.Untuk musim libur seperti saat ini, Ebin tidak menyewakan mobil secara harian. Rentalnya yang berlokasi di Kota Depok, Jawa Barat, menyewakan mobil untuk tujuh hari dan maksimal selama sepuluh hari. ”Yang sudah laku tersewa memang sudah jauh hari memesan, sudah banyak yang pesan sejak hari pertama Ramadhan. Kalau dibandingkan libur Lebaran tahun sebelumnya, kondisi hampir sama karena saya segmennya anak muda dan keluarga,” kata Ebin.Guna meningkatkan minat warga, Ebin gencar berpromosi melalui media sosial. Misalnya promosi bahwa kondisi mobil sudah diservis sehingga pengguna akan merasa aman dan nyaman. Ebin memberikan tarif sewa mobil Rp 5,5 juta-Rp 15 juta per sepuluh hari tergantung jenis mobil.KOMPASSatu keluarga dari Tangerang saat istirahat sebelum melanjutkan perjalanannya menuju Madiun di Rest Area 429, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/3/2025). Pemudik memanfaatkan "rest area" tol untuk istirahat setelah menempuh perjalanan jauh selama berjam-jam saat arus mudik. Puncak arus mudik Lebaran 2025 terjadi selama dua hari ini pada 28-29 April.Daya beliKetua Umum Rent Car Indonesia Rescky Noereal Roma mengatakan, penurunan minat sewa mobil sudah terjadi selama tiga bulan terakhir. Tren penurunan itu paling dirasakan terjadi pada Maret, terutama mendekati libur panjang hari raya Nyepi dan Lebaran. Permintaan pasar untuk jasa sewa kendaraan, Rescky menjelaskan, turun hingga 35 persen. Ini antara lain terkait kebijakan efisiensi terhadap jasa sewa kendaraan dari pemerintah yang mencapai 73,3 persen. ”Efisiensi dari perjalanan dinas dan event membuat permintaan pasar di sektor swasta dan pemerintah juga mengalami penurunan drastis dari tahun-tahun sebelumnya,” katanya.Penurunan permintaan sewa mobil, Rescky menambahkan, juga sejalan dengan penurunan tingkat hunian hotel dan penurunan jumlah pemudik.”Penurunan tersebut berdampak pada bisnis persewaan mobil. Jika hal ini berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Maka para pengusaha di bidang jasa sewa kendaraan juga akan mengalami kesulitan,” katanya.KOMPASKepadatan arus lalu lintas kendaraan pemudik selepas pintu Gerbang Tol Kalikangkung, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/3/2025). Rekayasa lalu lintas dengan satu arah diberlakukan pada setiap ruas tol untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan pemudik. Puncak arus mudik Lebaran 2025 terjadi selama dua hari, 28-29 April.Adapun sebaran wilayah yang mengalami penurunan adalah daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata, seperti Padang, Bandung, Bali, Yogyakarta, dan Lombok. Kota-kota besar, seperti Medan, Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan, juga mengalami penurunan karena kota bisnis.Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Rental Mobil Daerah Indonesia Erwin Suryana mengatakan, lesunya sektor pariwisata dan berkurangnya minat warga untuk mudik turut memengaruhi bisnis rental mobil. Bahkan, pada H+2, H+3, ia perkirakan kondisi rental mobil masih lesu. Daya beli masyarakat dan lesunya ekonomi dinilai menjadi faktor rendahnya minat warga mengeluarkan uang di masa liburan.”Situasi daya beli dan kelesuan ekonomi saat ini hingga setelah Lebaran belum terlihat ada tren positif. Jadi ini sejalan, dengan tren wisata dengan okupansi hotel dan penyewaan mobil. Begitu pula dengan mudik dan penyewaan mobil. Semuanya itu terkonfirmasi algoritmanya karena kelesuan ekonomi yang menjadi inti pokoknya,” ujar Edwin. KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMANPetugas melihat kepadatan kendaraan yang melintas di Ruas Tol Cikopo Palimanan, Subang, Jawa Barat, pada pukul 21.00 WIB, Kamis (27/3/2025). Rekayasa lalu lintas sistem satu arah untuk memperlancar arus mudik Lebaran 2025 kembali diperpanjang hingga Kilometer (km) 263 ruas Tol Pejagan-Pemalang. Menurut Erwin, omzet sewa mobil turun rata-rata 40-50 persen. Penurunan omzet tahun ini paling parah dan tidak pernah dialami sebelumnya oleh pelaku usaha di masa liburan. ”Tidak pernah kita mengalami penurunan seperti ini pada masa peak season. Ini seharusnya musim panen. Teman-teman di daerah banyak yang mengeluh. Tahun sebelumnya bahkan sampai ada yang kekurangan unit,” kata Erwin.Dua hari menjelang Lebaran, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan, geliat berlibur masyarakat pada Lebaran 2025 lebih lesu. Durasi menginap lebih singkat. Ini tecermin dari tingkat hunian atau okupansi hotel.PHRI memperkirakan para pemudik mempersingkat waktu liburannya. Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, durasi menginap pelaku perjalanan bergantung daya beli. Dalam rentang Senin hingga Kamis (31/3-3/4/2025), rata-rata tingkat hunian hotel masih berkisar 70-80 persen. Selanjutnya, tingkat hunian menurun perlahan (Kompas.id, 29/3/2024).KOMPASKeramaian kendaraan pemudik saat menyempatkan istirahat di Rest Area 429, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/3/2025). Pemudik memanfaatkan ”rest area” tol untuk istirahat setelah menempuh perjalanan jauh selama berjam-jam saat arus mudik. Puncak arus mudik Lebaran 2025 terjadi pada 28-29 April. Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik pada Lebaran 2025 diperkirakan turun menjadi 146,48 juta orang atau turun 24 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 193,6 juta pemudik.Jika dilihat dari pergerakan kendaraan arus mudik juga menurun. Pada H-10 hingga H-8 atau Jumat-Minggu, 21-23 Maret 2025, total sudah ada 458.207 kendaraan keluar Jakarta melalui jalan tol. Sementara pada periode waktu yang sama di Lebaran 2024 baru 285.601 kendaraan.Sementara itu, jumlah kendaraaan yang keluar Jakarta pada H-7 hingga H-3 atau Senin-Jumat, 22-28 Maret 2025 sebanyak 815.795 kendaraan. Sementara pada waktu yang sama tahun 2024 mencapai 1.038.996 kendaraan. Jika di rata-rata, dari H-10 hingga H-3 Lebaran 2025 ini rata-rata kendaraan keluar Jakarta melalui jalan tol 159.250 unit. Sementara pada H-10 hingga H-3 Lebaran 2024 sebanyak 165.575 unit (Kompas.id, 29/3/2024).ANTARA FOTOSejumlah pengendara melintasi Jalan Tol Semarang-Solo di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (29/3/2025). H-2 Lebaran 2025 arus lalu lintas kendaraan yang melintas di jalan tol tersebut dari arah Boyolali menuju ke Solo, Jawa Timur, dan Yogyakarta terpantau ramai lancar. Erwin dan Rescky sama-sama berharap pemerintah bisa melihat situasi di lapangan ini. Persewaan mobil tergantung pada pergerakan masyarakat. Salah satu irisannya adalah terkait pariwisata. Kebijakan efisiensi anggaran menyebabkan berkurangnya perjalanan dinas kementerian/lembaga sehingga berdampak pada sepinya hotel dan persewaan mobil.”Karena jika ini terus terjadi akan menghambat pembayaran kredit kendaraan. Karena mayoritas pengusaha rental mobil mengambil kendaraan dengan cara pembiayaan dari bank,” kata Rescky.