KONTEKS.CO.ID - Libur Lebaran yang semestinya menjadi momentum emas bagi industri perhotelan justru berakhir muram. Tingkat hunian hotel merosot hingga 20% dibanding tahun lalu. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, Solo, Yogyakarta hingga Bali sebagai daerah yang paling terdampak. “Lebih rendah dari tahun lalu,” kata Hariyadi seusai menghadiri open house di rumah dinas Rosan Roeslani di Widya Chandra, Jakarta Selatan, mengutip Jumat 4 April 2025. Baca Juga: Indonesia Kena Tarif Impor Trump 32 Persen, Industri Ekspor RI Terancam Runtuh Bukan hanya tingkat hunian yang lesu, pola perjalanan wisatawan juga berubah. “Reservasi lebih lambat, lama menginap lebih singkat,” ujar Hariyadi. Jika tahun-tahun sebelumnya tamu bertahan hingga akhir masa liburan, kini banyak yang buru-buru angkat kaki. “Di Solo, tanggal 4–5 sudah check out. Di Jogja tanggal 6. Bali juga menurun. Enggak full sampai tanggal 7.” Hotel Babak Belur Daya Beli Masyarakat Melemah Hariyadi menengarai daya beli masyarakat yang melemah sebagai biang kerok. Para wisatawan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang, imbas dari tekanan ekonomi yang kian terasa. Baca Juga: Cek di Sini, Polres Bogor Berlakukan Sistem One Way dari Puncak Menuju Gadog Bogor Sejak Jumat Sore Namun, bukan hanya faktor domestik. Kebijakan efisiensi belanja pemerintah yang menekan anggaran perjalanan dinas dan seremoni juga ikut memukul sektor perhotelan dan restoran. “Pasar dari pemerintah itu masih besar, kontribusinya 40 persen,” ujar Hariyadi. Tekanan beruntun ini mulai memakan korban. Sebelum libur Lebaran, dua hotel di Bogor sudah tutup karena tak mampu bertahan. “Kalau pemerintah terus menahan belanja, bakal makin banyak yang tutup,” kata Hariyadi. Ia mendesak pemerintah mengevaluasi kebijakan efisiensi agar sektor perhotelan tidak makin terpuruk. Baca Juga: Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Korsel U-17, Mampukah Garuda Asia Kejutkan Taeguk Warriors? Industri ini butuh napas, dan jika pemerintah tetap menekan rem, tak sedikit hotel yang bisa bernasib serupa gulung tikar. *** Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.