RASIOO.id – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor mencatat adanya penurunan signifikan tingkat keterisian kamar hotel selama periode libur Lebaran 2025, yang berlangsung dari 30 Maret hingga 5 April.Ketua PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, mengungkapkan bahwa okupansi rata-rata hotel hanya mencapai 80 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.“Secara kuantitas dari 17.000 kamar, hanya sekitar 22.000 orang per hari yang menginap,” ujarnya.Secara total, jumlah wisatawan yang menginap di hotel selama libur Lebaran tercatat hanya sekitar 30.000 orang, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2024 yang mencapai sekitar 50.000 orang.“Artinya, sekarang terjadi penurunan sekitar 20.000 tamu hotel,” bebernya.Menurut Yuno, penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah efisiensi anggaran yang dilakukan banyak pihak.“Efisiensi anggaran menurunkan daya beli, dan itu berdampak pada okupansi hotel. Penurunan ini juga menyebabkan penurunan pendapatan,” jelasnya.Bahkan, dua hotel di Kota Bogor yakni Sahira Paledang dan Pakuan, terpaksa menghentikan operasional meskipun bersifat sementara akibat rendahnya tingkat hunian.Selain faktor ekonomi, Yuno juga menyoroti persaingan dari akomodasi non-hotel seperti villa, apartemen, dan rumah sewa yang banyak tidak memiliki izin resmi.“Ini menjadi problem tersendiri karena mereka tidak berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tegasnya.PHRI pun mendorong pemerintah daerah untuk lebih aktif melakukan pengawasan dan penertiban terhadap akomodasi ilegal.“Hotel resmi bayar pajak, tapi usaha lain dibiarkan begitu saja. Harusnya pemerintah hadir dan menertibkan mereka agar legal dan memberikan kontribusi pada PAD,” pungkasnya.Simak rasioo.id di Google News