Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Okupansi Hotel di Bogor Anjlok Saat Lebaran, PHRI Beberkan Pemicunya!

Ilustrasi/freepik.com TIMETODAY.ID, BOGOR – Masa libur panjang Lebaran 2025 yang semestinya menjadi momentum peningkatan pendapatan sektor pariwisata, justru tidak memberikan dampak signifikan bagi pelaku usaha perhotelan di Kabupaten Bogor. Berdasarkan data yang dihimpun dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, tingkat hunian kamar hotel selama periode tersebut tercatat mengalami penurunan yang cukup mencolok dibanding tahun sebelumnya. Sekretaris PHRI Kabupaten Bogor, Boboy Ruswanto, mengungkapkan bahwa tingkat okupansi hotel di wilayah ini selama libur Lebaran 2025 hanya berkisar antara 65 hingga 70 persen. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 10 hingga 20 persen dibandingkan dengan capaian pada masa Lebaran tahun lalu, yang rata-rata mencapai 80 hingga 85 persen. Advertisement “Dibandingkan tahun lalu, terjadi penurunan sekitar 10 hingga 20 persen. Okupansi hotel selama libur Lebaran ini rata-rata hanya sekitar 65 hingga 70 persen,” ujar Boboy saat dihubungi, Rabu (9/4/2025). Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Utama Boboy menjelaskan, salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah kondisi ekonomi nasional yang masih belum stabil. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi menyebabkan berkurangnya kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uang mereka untuk kebutuhan rekreasi dan perjalanan, termasuk menginap di hotel. “Penurunan spending power, mungkin dipengaruhi oleh faktor ekonomi, ya. Jadi daya beli masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke bawah, cukup tertekan. Ini yang membuat banyak orang lebih memilih untuk berhemat, termasuk dalam hal akomodasi,” jelasnya. Libur Panjang Tak Berarti Ramai Menariknya, meskipun libur Lebaran tahun ini terbilang lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya, hal tersebut tidak serta merta berdampak positif terhadap tingkat hunian hotel. Kawasan Puncak, yang biasanya menjadi magnet wisatawan domestik saat musim libur, justru terlihat lebih sepi dibandingkan Lebaran sebelumnya. “Kalau kita lihat, Puncak pun yang biasanya ramai saat Lebaran, sekarang terasa lebih lengang. Ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi lebih dominan dibanding panjangnya liburan,” kata Boboy. Menginap di Rumah Keluarga Jadi Pilihan Selain faktor ekonomi, tren mudik dan preferensi masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di kampung halaman juga menjadi penyebab lain dari rendahnya okupansi hotel. Banyak pemudik lebih memilih tinggal di rumah keluarga atau kerabat dibanding menyewa kamar hotel. “Banyak orang yang pulang kampung memanfaatkan libur panjang ini untuk bertemu keluarga. Mereka lebih memilih tinggal di rumah saudara daripada menginap di hotel,” tuntas Boboy. Editor : B. Supriyadi Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel =========================================================