Dwi Cahyono Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur (Jatim) sebut okupansi hotel di kawasan sekitar Gunung Bromo anjlok hingga 90 persen karena terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).Sejumlah hotel yang mengalami penurunan okupansi itu terletak di wilayah menuju ke kawasan Bromo. Seperti Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).“Hotel yang berada di atas, di daerah wisata Gunung Bromo terdampak hampir 90 persen,” kata Dwi Cahyono, Kamis (28/9/2023).Penurunan okupansi itu berlangsung hampir dua minggu, sejak karhutla yang dipicu api percikan flare dari prewedding di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo pada pada 6-18 September 2023.“Dengan pintu Bromo ditutup otomatis penginapan dan hotel yang berada di Gunung Bromo juga tutup,” katanya.Kata Dwi, hal ini sangat merugikan sektro hotel dan restoran. Sebab tamu-tamu yang sudah menjadwalkan berkunjung dan menginap pada 6-18 September akhirnya batal.“Dari jumlah itu 50 persen itu batal. Mereka tidak jadi datang. Sedangkan 50 persen lainnya ditunda,” ujarnya.Bukan hanya di daerah sekitar Bromo saja, penurunan okupansi juga terjadi di hotel yang berada di kota tempat wisatawan transit sebelum melanjutkan perjalanan ke Bromo. Seperti Malang dan Surabaya.“Baik hotel maupun restoran yang berada di kota supporting, Surabaya dan Malang terdampak hampir 20-30 persen,” kata dia.Meski begitu, Dwi mengaku pihaknya belum menghitung berapa nominal kerugian secara pasti yang dialami hotel dan restoran di daerah-daerah itu.Tapi sejak wisata Gunung Bromo kembali dibuka setelah kebakaran berhasil dipadamkan pada Selasa 19 September kemarin, kunjungan wisatawan mulai berangsur normal.“Belum sepenuhnya normal. Tapi berangsur-angsur, karena ada yang masih tanya saya itu, kami harus update informasi, bahwa Bromo sekarang sudah bisa dikunjungi lagi,” ucapnya.Untuk diketahui padang Savana atau Bukit Teletubbies di Gunung Bromo mengalami kebakaran yang disebabkan api percikan flare dari pengunjung waktu sesi foto prewedding.Polres Probolinggo telah menetapkan satu orang tersangka berinisial AW selaku Manajer Wedding Organizer dalam peristiwa kebakaran itu.Penetapan tersangka ini berdasarkan temuan dua alat bukti. Selain itu tersangka juga ternyata tidak memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).Sedangkan total luasan lahan terbakar yang tercatat oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru diperkirakan mencapai 989 hektare dengan kerugian senilai Rp8,3 miliar. (wld/saf/ipg)