Memontum Kota Malang – Jelang HUT RI Ke-78, tingkat kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara di Museum Brawijaya, yang terletak di Jalan Besar Ijen, Kota Malang, mengalami peningkatan. Bahkan, perbulannya bisa mencapai tiga hingga empat ribu pengunjung. Kepala Museum Brawijaya Kota Malang, Letnan Andri Rompis, menyampaikan jika dalam kunjungan tersebut didominasi oleh para siswa-siswi sekolah. Namun, juga tidak menutup kemungkinan para wisatawan mancanegara dari berbagai negara, juga turut belajar mengenai sejarah. “Tingkat kunjungan itu sebenarnya beragam. Bahkan, pernah sampai lima ribu pengunjung, tetapi itu jarang sekali. Kalau turis mancanegara, itu berdasarkan musim dan biasanya pada saat musim panas. Seperti sekarang ini, lagi puncak-puncaknya kadang sehari antara tiga sampai 10 orang atau bisa 20 orang dan kebanyakan dari Belanda,” kata Andri. Kemudian, ditambahkannya jika turis-turis tersebut juga belajar mengenai sejarah-sejarah perjuangan kemerdekaan. Sebab, dari mereka banyak yang ingin mengetahui penelusuran jejak nenek moyang terdahulu. “Karena mereka banyak yang ingin tahu menelusuri jejak nenek moyangnya. Kemarin ada turis dari Jepang yang ke sini, nah generasi sekarang yang dari Jepang itu tahunya malah mereka berjasa dalam membantu kemerdekaannya kita di Indonesia. Tapi itu tidak sesuai fakta, kemudian mereka minta maaf,” paparnya. Baca juga : Ke depan, Andri berharap nantinya para generasi penerus bangsa tidak melupakan nilai-nilai sejarah yang ada. Sebab, perjuangan para nenek moyang sangat luar biasa. Sehingga, diharapkan nantinya para peserta didik di masing-masing sekolah yang ada di Malang Raya bisa melakukan kunjungan museum terkait dengan sejarah. “Harapannya nanti sekolah-sekolah yang ada itu bisa dijadwalkan kunjungannya terkait dengan sejarah-sejarah zaman dahulu. Khususnya bagu pelajar di Kota Malang itu. Karena dari dulu itu anak-anak sudah berjuang untuk mengangkat senjata,” ujarnya. Sebagai informasi, untuk saat ini beberapa koleksi barang bersejarah yang ada di Museum Brawijaya tersebut ada sebanyak 1.642 koleksi. Terdiri dari pistol, senjata ringan, senjata berat, mesin-mesin kuno, baju-baju perang, salah satu dari tiga gerbong kereta maut serta ratusan keris. “Ada 300 an keris barang hibah dari mantan gubernur Jawa Timur, mulai dari yang berukuran kecil sampai besar. Rencananya nanti akan ada tambahan koleksi dari paguyuban Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), seperti barang koleksi peninggal dulu, berupa perlengkapan baju, sepatu dan senjata,” imbuhnya. Hal tersebut dilakukan, menurutnya supaya TRIP juga dikenang oleh masyarakat luas. Terlebih, perjuangan para pahlawan TRIP juga dilakukan di Jalan Salak, Kota Malang, yang saat ini telah berganti nama menjadi Jalan Pahlawan Trip, Kecamatan Klojen, Kota Malang. (rsy/sit)