Denpasar, Beritasatu.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menyerukan percepatan realisasi program kemandirian energi di Pulau Dewata. Dorongan ini muncul menyusul insiden pemadaman listrik yang melanda hampir seluruh wilayah Bali pada Jumat (2/4/2025). Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Rai Suryawijaya menyampaikan, kejadian tersebut menyoroti pentingnya Bali memiliki sumber energi sendiri yang dapat diandalkan. “Kami sangat berharap Pemerintah Provinsi Bali bisa segera mewujudkan kemandirian energi. Situasi seperti ini cukup riskan bagi daerah wisata seperti Bali,” ujarnya pada Minggu, (4/5/2025). Menurut PHRI, ketergantungan Bali terhadap pasokan listrik dari Jawa merupakan kelemahan yang perlu segera diatasi. Industri pariwisata, khususnya perhotelan dan restoran, khawatir kejadian serupa akan berdampak negatif terhadap kenyamanan wisatawan, terlebih saat tingkat okupansi hotel tengah berada di angka 60% hingga 70% dari total sekitar 160.000 kamar yang tersedia. Selain mendorong kemandirian energi, PHRI juga mengingatkan PLN untuk meningkatkan intensitas perawatan infrastruktur kelistrikan. Agung Rai menyebut, dalam lima tahun terakhir tidak pernah terjadi pemadaman sebesar ini, sehingga evaluasi dan pemeliharaan rutin sangat dibutuhkan. “PLN seharusnya melakukan perawatan harian, mingguan, dan bulanan agar kejadian seperti ini bisa dicegah,” tambahnya. Pemadaman yang terjadi selama lebih dari lima jam sejak pukul 16.00 Wita cukup mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk di sektor perhotelan. Untungnya, sebagian besar hotel di Bali telah memiliki genset untuk memasok listrik cadangan, meski situasi tetap menimbulkan kesan kurangnya kesiapan. “Genset memang langsung menyala dalam hitungan detik, tetapi wisatawan bisa saja mempertanyakan apakah Bali memiliki cadangan energi yang cukup atau tidak,” jelas Agung Rai. Meskipun penerangan di lingkungan hotel masih bisa dikendalikan, area publik seperti jalan raya, pantai, dan lokasi wisata menjadi gelap gulita, yang berdampak buruk pada citra pariwisata. “Masalah utamanya justru di area publik yang menjadi gelap total, dan ini sangat mengganggu kenyamanan pengunjung,” katanya. Pihak PHRI menyatakan hanya bisa memberikan penjelasan terbatas kepada tamu mengenai situasi tersebut, tanpa dapat memastikan kapan kondisi akan kembali normal. Mereka juga mengingatkan wisatawan untuk ekstra hati-hati karena gelapnya jalanan berpotensi membahayakan keselamatan. Berkaca pada kejadian tersebut, maka industri perhotelan melalui PHRI mendorong agar Bali memiliki kemandirian energi sehingga tidak bergantung ke luar pulau. EnergiKemandirian EnergiBaliPHRIPemadaman Listrik