Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut penurunan daya beli masyarakat dan langkah efisiensi pemerintah memberikan dampak besar atas lesunya aktivitas perhotelan nasional. Diperkirakan tenaga kerja perhotelan saat ini sebanyak 1 juta orang. Namun 50% di antaranya harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), imbas penurunan okupansi kamar, dan minimnya gelaran acara yang diselenggarakan pemerintah. "Biasanya kita menggunakan angka antara 1:5 dan 1:7 untuk mempekerjakan karyawan itu, di antara satu kamar itu bisa mencapai sekitar tujuh orang. Namun, sekarang ini sebagai dampak efisiensi itu, jumlah pekerjanya mungkin sudah menjadi turun 50 persen, sekitar 1:3. Jadi, satu kamar itu mewakili ada tiga tenaga kerja," kata Maulana Yusran, baru-baru ini. Diketahui agenda pemerintah yang diselenggarakan di hotel memberikan kontribusi yang cukup besar hingga 60?ri total pendapatan. Ia berharap langkah pemerintah yang telah membuka blokir anggaran kementerian dan lembaga akan kembali meningkatkan gairah industri perhotelan nasional.