Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Okupansi Hotel Rendah, PHRI Desak Pemerintah Benahi Masalah Struktural

Jakarta, Beritasatu.com - Libur panjang Hari Raya Waisak 2025 belum mampu mengangkat kinerja sektor perhotelan nasional secara merata. Hal itu terlihat dari masih sepinya hotel alias tingkat okupansi hotel rendah. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani menilai masalah utamanya bukan pada jumlah libur, melainkan tantangan struktural yang membelenggu industri pariwisata. “Permasalahannya bukan sekadar soal libur panjang. Kita sedang menghadapi tantangan struktural yang lebih dalam,” ujarnya dalam program Investor Daily Special, Selasa (13/5/2025). Ketimpangan Destinasi dan Sharing Economy Haryadi menyoroti ketimpangan promosi dan infrastruktur antardestinasi. Wisatawan masih menumpuk di daerah populer, seperti Bali, Yogyakarta, dan Labuan Bajo, sedangkan daerah lain sulit bersaing. Di saat yang sama, hotel resmi harus berhadapan dengan maraknya vila sewa dan apartemen tanpa regulasi jelas, yang membuat kompetisi menjadi tidak seimbang. Hal itu yang dinilai membuat tingkat okupansi hotel rendah. “Hotel resmi dikenai pajak dan beban operasional yang tidak dimiliki akomodasi informal. Ini tidak adil,” tegas Haryadi. Transportasi dan Konektivitas Jadi Hambatan PHRI juga menyoroti lemahnya konektivitas antarwilayah dan minimnya penerbangan langsung ke destinasi wisata unggulan. Kondisi ini membatasi mobilitas wisatawan dan memperlambat pertumbuhan sektor pariwisata, baik domestik maupun mancanegara. “Selama kebijakan transportasi tidak mendukung wisata, pemulihan akan jalan di tempat,” katanya. 3 Rekomendasi PHRI untuk Pemerintah Untuk mengatasi masalah struktural ini, PHRI mengajukan tiga solusi strategis:1. Perluasan promosi dan infrastruktur destinasi baru.2. Regulasi terpadu untuk akomodasi berbasis digital (sharing economy).3. Insentif fiskal dan promosi bagi hotel dan restoran. “Kita butuh ekosistem yang sehat, bukan sekadar ramai saat liburan,” pungkas Haryadi terkait okupansi hotel rendah saat libur panjang Waisak. Okupansi Hotel RendahLibur Waisak 2025Pariwisata IndonesiaSharing EconomyRegulasi Vila SewaInfrastruktur Wisata