ILUSTRASI. Sejumlah wisatawan menaiki kapal cepat menuju Gili Trawangan di pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (8/5/2025). Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sektor bisnis menadah berkah dari libur panjang akhir pekan (long weekend) Hari Raya Waisak 2569 BE, 10 -13 Mei 2025. Pariwisata hingga transportasi menjadi sektor bisnis yang paling laris. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengungkapkan libur dan cuti bersama Waisak mendongkrak bisnis hotel di daerah dengan tujuan wisata populer. Contohnya Yogyakarta, Solo dan Bali. Sejumlah hotel di daerah tujuan wisata bahkan ada yang mencapai tingkat keterisian kamar (okupansi) 100%. Hariyadi mencontohkan di Yogyakarta, rata-rata okupansi hotel selama long weekend ini mencapai 88%-90%. Meningkatkan dibandingkan okupansi hari biasa yang hanya sekitar 60%. "Kalau dampak positif, pasti. Long weekend bagus untuk hotel, berpengaruh ke kenaikan okupansi," kata Hariyadi kepada Kontan.co.id, Selasa (13/5). Baca Juga: Airlangga: Sektor Pariwisata Bisa Dongkrak Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global Hanya saja, Hariyadi menerangkan bahwa tingkat okupansi hotel pada masa long weekend empat hari di tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan momentum yang sama di tahun lalu. Penurunan rata-rata berkisar antara 2%-4%. Faktor utamanya karena tantangan daya beli masyarakat yang sedang mengalami pelemahan. Selain itu, sejumlah perusahaan juga tidak ikut menerapkan cuti bersama. "Banyak faktor (penurunan dibandingkan tahun lalu). Salah satunya memang terjadi penurunan daya beli," imbuh Hariyadi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI). Direktur Business Development & Sales Marketing Sahid Hotels & Resorts, Vivi Herlambang mengamini adanya kenaikan okupansi pada momentum long weekend kali ini. Hotel di daerah tujuan wisata seperti Yogyakarta, Solo, Batam dan Bogor berada di atas 80%. Tapi, tingkat okupansi yang tinggi hanya terjadi pada tanggal 10-11 Mei. Vivi mencontohkan di Yogyakarta, okupansi pada tanggal 8-9 Mei masih berada di level 70%. Namun melejit jadi 100% pada tanggal 10-11 Mei. Baca Juga: Ada Momentum Ramadan, Kunjungan Wisman Turun pada Maret 2025 "Tapi di tanggal 12 sudah mulai 80%-an. Solo, Batam, Bogor juga tingginya pada tanggal 10 dan 11. Tanggal 8-9 masih rendah. Jadi long weekend ini membawa dampak positif bagi hotel di daerah liburan," ujar Vivi. Vivi bilang, momentum long weekend menjadi kesempatan bagi para pengusaha hotel untuk mengerek okupansi. Pasalnya, okupansi hotel tahun ini terganjal oleh sejumlah faktor. Termasuk karena efisiensi anggaran pemerintah. "Kami berusaha, harus pintar mencari pasar," imbuh Vivi. Tag Hariyadi Sukamdani Libur Panjang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) industri pariwisata Okupansi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)