SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengeluhkan adanya efisiensi anggaran yang membuat kegiatan-kegiatan rapat di hotel dibatasi.Kondisi tersebut membuat pendapatan mereka turun drastis dan hanya mengandalkan tamu pada saat momen weekend dan libur panjang.Baca Juga : Ketua PHRI Kabupaten Serang, Yurlena Rahman mengatakan, semenjak awal kebijakan efisiensi anggaran mulai digaungkan, industri perhotelan di Kabupaten Serang mulai lesu.Sejak bulan Februari 2025 belum ada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di hotel-hotel di Kabupaten Serang. Bahkan, banyak bookingan yang dibatalkan akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran.“Sangat-sangat berasa dampaknya, mulai dari Februari, Maret kita sepi banget dan benar-benar terpuruk,” katanya, Selasa 13 Mei 2025.Ia mengatakan, pemerintah Kabupaten Serang telah menetapkan pembatasan kegiatan di hotel sebesar 50 persen, namun meskipun demikian, sampai saat ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di hotel belum ada.“Katanya sekarang mulai dibuka 50 persen, semoga saja bisa berjalan. Kalau tidak hotel-hotel akan kesulitan menggaji karyawannya,” ujarnya.Ia mengatakan jika pendapatan hotel-hotel berkurang hingga 30 sampai 50 persen akibat adanya kebijakan tersebut.“Sekitar 30 sampai 50 persen tergantung hotelnya, sering dipakai oleh OPD atau tidak,” tegasnya.Meskipun kondisi industri perhotelan di Kabupaten Serang sedang sulit, namun belum ada hotel-hotel yang melaporkan melakukan PHK akibat kesulitan untuk menggaji karyawannya.“Kalau untuk saat ini Kabupaten Serang belum ya, walaupun kita lihat dari teman-teman kita kayak di Bogor ada dua sampai tiga hotel yang sudah langsung tutup. Terus ada ada juga kan akan apa merumahkan 50 persen karyawan tapi alhamdulillah di Kabupaten Serang itu belum terjadi,” ujarnya.Namun lanjut Yurlena, apabila kebijakan ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan hotel-hotel di Kabupaten Serang semakin terpuruk dan melakukan PHK.Ditambah lagi adanya larangan study tour bagi sekolah-sekolah yang juga makin menyulitkan para pelaku usaha perhotelan.“Biasanya kami juga banyak yang melakukan study tour atau wisuda dari luar kota seperti Bandung dan Bogor bahkan ada beberapa sekolah swasta sudah menjadi langganan kami di setiap tahun. Ya dengan keluarnya aturan ini pastinya sangat lebih memukul hotel lagi,” ujarnya.Reporter: Ahmad Rizal RamdhaniEditor: Agung S Pambudi