Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Ekonomi Lesu, Wisata di Lembang Tak Lagi Diburu

JABAR EKSPRES – Lesunya perekonomian, banjir pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga penurunan daya beli masyarakat berpengaruh terhadap sektor pariwisata di Lembang Kabupaten Bandung Barat terlebih saat libur panjang Waisak.Selain perekonomian lesu, kondisi ini diperparah dengan larangan kegiatan karya wisata atau study tour karena rata-rata pengunjung objek wisata di Lembang mengandalkan rombongan pelajar dari sejumlah daerah.Apalagi Bandung Barat saat ini masih mengandalkan sektor pariwisata tentu hal ini pun berpengaruh dengan kondisi tersebut.“Berpengaruh sekali, namun sejauh ini kita belum mengurangi karyawan. Hanya saja kami menahan rekrutmen,” kata General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Sapto Wahyudi, saat dikonfirmasi, Rabu (14/5/2025).BACA JUGA: SPMB Kota Bandung 2025 Resmi Dimulai, Ini Jadwal Lengkap dan Tahapan Seleksinya!Ia mengaku, pendapatan perusahaan sedikit tertolong dengan naiknya okupansi penginapan selama dua hari terakhir. Namun diprediksi dalam beberapa minggu kedepan, kunjungan bakal kembali merosot.“Kami berharap ini kondisi segera berakhir, artinya semua kembali normal dan bagaimana kita bisa terus tumbuh. Makanya kita butuh peran semua, bukan hanya pengusaha, stakeholder, pemerintah dan lainnya,” ujarnya.Ditengah turunnya kunjungan wisatawan akibat faktor perekonomian yang masih belum stabil, Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) berupaya meningkatkan promosi dan kolaborasi untuk menarik lebih banyak pengunjung ke tempat-tempat wisata.Sekretaris PHRI Kabupaten Bandung Barat Alfred Sebastian mengungkapkan, puluhan anggota yang tergabung dalam PHRI telah melakukan pertemuan untuk menyusun strategi promosi bersama yang saling menguntungkan.BACA JUGA: Asosiasi Furikake Jepang Kepincut Ingin Investasi di Jabar, Sekda: Sosialisasi Produk hingga Bangun Pabrik“Promosi yang kami siapkan bukan sekedar diskon, ini tentang kolaborasi. Misalnya, pengunjung yang menginap di hotel A bisa mendapat potongan harga di restoran B atau objek wisata C. Semua anggota akan berkontribusi sesuai kemampuannya,” ungkapnya.Diskon dan program promosi akan difokuskan bagi wisatawan luar daerah yang biasanya memiliki daya beli lebih tinggi. Langkah ini juga diharapkan menjadi pemantik untuk meningkatkan kunjungan di tengah lesunya situasi ekonomi dan mulai munculnya gejala penurunan omzet di sektor perhotelan dan restoran.Halaman: 1 2