Jumat, 16 Mei 2025 - 11:18:00 WIB CELOTEHRIAU - - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, Nofrizal mengatakan selama musim libur seperti cuti libur Hari Waisak dan libur setelah Lebaran beberapa waktu lalu, tingkat hunian hotel tidak mengalami kenaikan yang cukup besar.Dikatakannya, saat ini lebih banyak penerbangan ke luar kota Pekanbaru daripada ke Pekanbaru sendiri. Meskipun begitu, okupansi hotel tidak bisa dilihat dari sisi itu saja. "Persoalan hotel sekarang ini bukan persoalan tamu yang menginap saja, tapi lebih dari persoalan sirkulasi. Kalau ada event atau konser mungkin ada, tapi tanpa ada kegiatan untuk apa juga orang ke sini," ujar Nofrizal, Kamis (15/5/2025).Ia menambahkan, pendapatan hotel selama ini tidak semata-mata hanya dari pemerintahan saja, namun kegiatan yang dibuat oleh pemerintah adalah stimulus atau sebagai pemancing."Kegiatan pemerintah itu adalah stimulus. Stimulus itu sebagai pemancing, apabila pemerintah sudah menggalakkan kegiatan-kegiatan, pihak swasta tentu juga akan tergerak," tambahnya. Kata Nofrizal, semua roda kegiatan tidak hanya bertumpu kepada APBD, tapi APBD merupakan stimulus dari pergerakan keuangan.“Kalau semua kegiatan daerah bertopang ke APBD, salah juga. Makanya kalau dibilang hotel sedang berluka karena banyak kegiatan pemerintah yang dibatalkan, tentu tidak. Karena yang berpengaruh itu stimulus, karena sebagai penggerak utama,” jelasnya.Terkait adanya pengaruh tingkat hunian hotel dengan efisiensi dan defisit anggaran, Nofrizal menyebutkan berpengaruh karena semua sektor terdampak, seperti transportasi, perdagangan, dan sektor UMKM."Sektor perdagangan terdampak, sektor UMKM terdampak, jadi kalau sudah stimulus dia akan mempengaruhi banyak sektor. Makanya libur itu kalau kondisi uang lemah sama aja, orang akan tetap di rumah, tapi yang punya uang dia bisa pergi ke luar," pungkasnya.