Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Pelaku Usaha Hotel dan Restoran NTB Sambut Antusias Ide Gubernur

RENCANA Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, untuk menggelar event internasional sebulan sekali, bahkan dua minggu sekali, mendapat sambutan hangat dari pelaku usaha hotel dan restoran di provinsi ini. Semangat Gubernur dianggap sebagai terobosan positif yang diharapkan dapat mendongkrak kembali sektor pariwisata NTB. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini, menyatakan dukungannya penuh terhadap inisiatif gubernur.  “Oh ya, waktu acara di pendopo itu saya juga hadir, baguslah kalau Pak Gubernur punya agenda seperti itu, pasti kita dukung. Ini nama terobosan yang bagus, walaupun dalam kondisi efisiensi, tapi Pak Gub tetap semangat,” ujarnya. Wolini menekankan pentingnya sinergi antara seluruh pemangku kepentingan untuk memajukan pariwisata NTB. Ia berharap setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat aktif mendatangkan event-event besar sehingga NTB tetap ramai dikunjungi wisatawan. “Intinya kita harus bersinergi dengan semua pihak untuk memajukan pariwisata dan tidak mungkin kita bisa besar tanpa ada sinergi,” tegasnya. Lebih lanjut, Wolini menyoroti potensi besar yang dimiliki NTB, namun juga mengingatkan perlunya menjaga kualitas destinasi. “Sebenarnya destinasi kita bagus luar biasa, tapi harus tetap terjaga, misalnya tentang kebersihan, harga tiket pesawat harus murah ke Lombok, dan sebagainya. Intinya kita harus sinergi,” tambahnya. Senada dengan Wolini, Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Made Adiyasa, menyambut baik rencana gubernur yang disampaikan saat pertemuan Tourism Gathering di Pendopo Gubernur NTB, Rabu, 30 April 2025 lalu. “Ya, betul itu yang disampaikan Pak Gub waktu mengundang di Tourism Gathering di Pendopo. Pasti ini kabar baik buat pelaku pariwisata dan semua stakeholder-nya,” kata Adiyasa. Adiyasa mengakui bahwa detail mengenai jenis dan kriteria event besar yang dijanjikan gubernur belum diketahui secara pasti. Namun, ia mengapresiasi semangat gubernur yang melihat potensi Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) sebagai salah satu pendorong utama pariwisata NTB. “Semua asosiasi perhotelan yang ada di NTB sudah pasti sangat setuju dan berharap event tersebut bisa direalisasikan. Berhubung calendar of event 2025 sudah di-launching, mungkin sangat perlu untuk di-re-launching dengan update event terbaru,” sarannya. Adiyasa berharap event-event yang akan digelar bersifat massal, sehingga mampu menarik peserta dari luar NTB dalam jumlah besar. Ia juga menyoroti perlunya NTB memiliki core event rutin berskala nasional, mencontohkan Pesta Kesenian Bali atau Pekan Raya Jakarta. “Sudah saatnya NTB punya core event yang bersifat rutin dan dalam skala nasional. Sekelas Pesta Kesenian Bali atau Pekan Raya Jakarta sudah layak dibuat di NTB,” ujarnya. Ia memberikan beberapa contoh potensi event yang bisa dikembangkan di NTB, seperti festival musik (Sunset Jazz yang sudah ada dinilai bagus) dan event healthy lifestyle seperti marathon yang sedang menjadi tren. Adiyasa menyayangkan hilangnya Lombok Marathon yang pernah sukses menarik ribuan peserta. “Kita punya Rinjani 100, tapi kita belum punya marathon (dulu pernah ada, tapi hilang). Lombok Marathon pertama hotel-hotel penuh karena pesertanya sampai 5.000 lebih,” kenangnya. Selain event, Adiyasa juga menyoroti minimnya destinasi buatan di NTB seperti kebun binatang atau taman bermain sekelas Jatim Park. Ia berharap jaringan yang dimiliki gubernur dapat menarik investor di sektor atraksi dan destinasi, dan mengingatkan untuk tidak lagi fokus pada investasi akomodasi yang dinilai sudah mulai over supply, khususnya di area Mataram. “Semoga jaringan Pak Gubernur bisa mengundang investor di sektor atraksi dan destinasi. Jangan undang investor akomodasi lagi karena sudah mulai over supply, khususnya area Mataram,” pungkasnya.(bul)