Lombok Tengah - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong pelaku pariwisata berinovasi di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Salah satu sektor yang terdampak kebijakan itu adalah penyedia fasilitas meetings, incentives, conventions, and exhibitions (MICE)."Memang itu (efisiensi) memberikan dampak, yang utamanya adalah hotel-hotel yang selama ini mengandalkan MICE dari pemerintah," kata Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Enik Ermawati saat mengunjungi Desa Adat Sade, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (23/5/2025).Perempuan yang akrab disapa Ni Luh Puspa itu mengaku sudah berkomunikasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyikapi dampak efisiensi anggaran tersebut. Ia menilai momen efisiensi ini menjadi waktu yang tepat bagi pelaku usaha untuk berinovasi. SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT "Artinya, kami berharap kita semua bisa mulai mencari market, mulai menyasar begitu market-market yang selama ini belum digarap serius," imbuh Ni Luh Puspa.Selain mengandalkan kegiatan pemerintah, dia menyebut masih banyak potensi yang bisa digali untuk mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Termasuk kegiatan yang digelar oleh komunitas dan organisasi internasional maupun nasional yang dapat melibatkan orang banyak. "Itu kan mereka datang beramai-ramai dan pasti lama-lama. Tukang cukur rambut aja sekarang punya komunitas, dan itu kami baru tahu kalau itu ada," imbuhnya.Menurut Ni Luh Puspa, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sudah mulai menerapkan hal tersebut. Ia mencontohkan kejuaraan Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) seri ketiga 2025 yang dihelat di Bukit Sky Lancing, Desa Mekarsari, Lombok Tengah.PGAWC 2025 sebelumnya dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo pada Kamis (22/5/2025). Ajang ini diikuti oleh 47 peserta dari sembilan negara, yaitu China, Prancis, Korea Selatan, Arab Saudi, Taiwan, Rusia, Malaysia, Hongkong, dan Indonesia sebagai tuan rumah."Sebenarnya PGAWC (event sport), tapi di dalamnya kan itu menghadirkan komunitas dari internasional sembilan negara yang hadir. Kemudian juga ternyata di dunia ini ada banyak sekali komunitas," pungkasnya. (iws/dpw)