Mataram, IDN Times - Efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah membuat lesunya industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati mengakui bahwa efisiensi anggaran pemerintah berimbas pada sektor pariwisata usaha perhotelan."Kita menyadari bahwa efisiensi itu memang memberikan dampak, utamanya adalah hotel-hotel yang selama ini mengandalkan MICE dari pemerintah," kata Ni Luh dikonfirmasi usai Kick Off Program Eco Village di Desa Wisata Adat Sade Lombok Tengah, Jumat (23/5/2025).1. Lakukan switch marketWakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati di Desa Wisata Adat Sade Lombok Tengah. (IDN Times/Muhammad Nasir)Dia mengatakan sudah berbicara dan berdiskusi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil menghadapi efisiensi anggaran pemerintah. Namun terpenting, menurutnya, efisiensi anggaran pemerintah ini menjadi momentum bagi pelaku usaha perhotelan untuk berinovasi dan berkreativitas."Artinya, kami berharap kita semua bisa mulai melakukan switch market, mulai menyasar market-market yang selama ini belum digarap serius. Misalnya asosiasi, organisasi-organisasi internasional maupun nasional, komunitas, edu trip," ujarnya. Baca Juga: Desa Wisata Adat Sade Jadi Pilot Project Eco Village di Lombok 2. Dorong MICE non-pemerintahKejuaraan dunia paralayang tahun 2024 di Sky Lancing Lombok Tengah. (dok. Istimewa)Dengan menggarap MICE non pemerintah seperti komunitas maka lama tinggal wisatawan atau length of stay akan lebih lama. Kementerian Pariwisata mendorong kegiatan MICE non-pemerintah lebih banyak lagi di Indonesia."Kita mendorong agar event-event MICE non pemerintah secara internasional bisa kita bawa ke Indonesia," katanya.Menurutnya, banyak event-event MICE internasional yang belum digarap serius dibawa ke Indonesia. Seperti event paralayang dunia yang digelar di Lombok pada 23 - 25 Mei 2025. Event itu diikuti 80 atlet paralayang dari 9 negara termasuk Indonesia.3. Tarik kegiatan komunitas internasional di IndonesiaBalap GT World Challenge Asia di Sirkuit Mandalika, Sabtu (10/5/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)Dia mengungkapkan bahwa banyak komunitas di dunia, misalnya komunitas tukang cukur. Rencananya, akan digelar Barbershop Expo Internasional di Bali. "Hal-hal seperti ini yang akan terus kita dorong dilakukan di Indonesia. Saya apresiasi apa yang dilakukan Gubernur NTB, beliau konsen, kalau bisa setiap bulan ada event di NTB adalah hal yang baik," ucapnya. Baca Juga: Dana Desa di NTB Tak Dicairkan Jika Belum Bentuk Koperasi Merah Putih