SEMARANG, KOMPAS.com - Ribuan pegawai hotel di Jawa Tengah terpaksa mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak efisiensi yang digaungkan pemerintah. Efisiensi disebut membuat okupansi hotel semakin sepi. Penasihat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, Benk Mintosih, mengonfirmasi bahwa lebih dari 1.000 pegawai telah terkena PHK."Lebih dari 1.000 pegawai PHK. Rata-rata di Jawa Tengah sudah lebih," kata Benk saat dikonfirmasi pada Selasa (10/6/2025). Baca juga: Acara Pemerintah Diizinkan Lagi di Hotel, PHRI Sumut: Apakah Anggarannya Masih Ada? Ia menjelaskan bahwa jumlah pegawai perhotelan yang terkena PHK sudah sangat sulit untuk dihitung, dan PHK ini telah terjadi di hampir semua hotel di Jawa Tengah. "Pokoknya sudah banyak, terutama yang memiliki ruang pertemuan," ujarnya. Selain itu, Benk juga menambahkan bahwa hampir semua hotel di Jawa Tengah telah menghentikan penggunaan tenaga harian akibat sepinya pemasukan. "Sudah enggak ada (tenaga harian). Di hotel mana pun sudah enggak ada," ungkapnya. Meskipun demikian, Benk tidak memungkiri bahwa masih ada beberapa hotel yang enggan melakukan PHK terhadap pegawainya, meskipun jumlahnya sangat terbatas. "Kalau masih bijaksana, mereka masih enggak tega, jadi mainnya hari ini masuk, besok libur," ungkapnya. Baca juga: Eri Cahyadi Pilih Rapat Online, Pengusaha Hotel Tak Masalah tetapi Berharap Pariwisata Digenjot Benk menyoroti bahwa wisatawan umum tidak dapat sepenuhnya menggantikan pendapatan dari tamu MICE (Meetings, Incentives, Convention, and Exhibitions). Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan, di mana wisatawan umumnya hanya menyewa kamar, sedangkan kegiatan MICE mencakup paket lengkap mulai dari kamar, ruang rapat, hingga layanan restoran. "Segera belanjakan atau relaksasi lah," harap Benk, menekankan perlunya dukungan untuk sektor perhotelan yang kini tengah berjuang. Pemerintah bolehkan lagi pemda kegiatan di hotel Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan, pemerintah daerah diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan di hotel dan restoran, asalkan tidak dilakukan secara berlebihan. Pernyataan tersebut disampaikan Tito saat menghadiri acara Musrenbang provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kota Mataram pada Rabu (4/6/2025). "Silakan asal jangan berlebihan," kata Tito. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.