Selasa, 17 Juni 2025 – 08:00 WIB Ilustrasi okupansi hotel. Foto: Source for JPNN jabar.jpnn.com, BEKASI - Organisasi nirlaba pengusaha yakni Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bekasi menyebut bisnis usaha perhotelan di wilayah itu masih terpantau lesu, bahkan terus menghadapi masa-masa sulit.Wakil Ketua II PHRI Kabupaten Bekasi, Bambang Wijanarko mengungkapkan pada periode Januari hingga Mei 2025, tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel mengalami penurunan drastis mencapai lebih dari 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya."Penyebabnya banyak, salah satunya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah sejak awal tahun ini," katanya.Ia mengatakan dampak kebijakan tersebut tidak hanya mengurangi kegiatan pemerintahan saja melainkan mempengaruhi sektor swasta seperti perusahaan yang ikut memangkas anggaran untuk kegiatan karyawan di hotel."Tadinya mereka bisa menginap selama dua sampai tiga hari, kini dipangkas menjadi satu hari saja," katanya.Situasi ini memaksa sejumlah pengusaha hotel di Kabupaten Bekasi untuk mengambil langkah-langkah sulit. Beberapa hotel mengurangi jam kerja karyawan bahkan tidak sedikit yang memutuskan tidak memperpanjang kontrak para pekerja."Termasuk daily worker (tenaga kerja harian), ada beberapa hotel yang sudah tidak mempekerjakan lagi," katanya.PHRI berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan nyata guna menyelamatkan industri perhotelan, terlebih Menteri Dalam Negeri telah mengizinkan kembali pemerintah daerah menggelar kegiatan atau rapat di hotel. PHRI Kabupaten Bekasi menyebut bisnis usaha perhotelan di wilayah itu masih terpantau lesu, bahkan terus menghadapi masa-masa sulit Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News