Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung menyambut baik kebijakan pemerintah yang memberi kelonggaran mengadakan kegiatan di hotel. Sekretaris PHRI Lampung Friandi Indrawan mengatakan, kebijakan pembatasan menggelar kegiatan di hotel sangat berdampak terhadap pendapatan hotel dan restoran. Friandi menuturkan, pendapatan dari bisnis perhotelan, selain mengandalkan okupansi kamar, juga sangat bergantung pada penyediaan layanan sewa tempat pertemuan maupun makanan. "Kita sambut baik kebijakan ini. Semoga ke depan bisa memberi dampak yang baik untuk bisnis perhotelan," ujar dia, Senin (16/6/2025). "Karena bisa dibayangkan ketika tidak ada kegiatan yang dilakukan di hotel, termasuk pelatihan, rapat, ataupun yang lainnya, maka dampaknya akan sangat besar, karena kamar, ruang pertemuan, dan makanan tidak ada yang pesan," lanjutnya. Terlebih, kata Friandi, kegiatan dari instansi baik pemerintah maupun swasta merupakan salah satu penyumbang pendapatan terbesar bagi perhotelan. "Untuk diketahui, 28 provinsi di Indonesia, termasuk Lampung, belanja pemerintah masih dominan, yaitu 50 persen. Bisa dibayangkan, betapa drop income jika belanja pemerintah berkurang," kata dia. Menurut Friandi, di satu sisi pihaknya sebenarnya memaklumi kebijakan efisiensi pemerintah dengan membatasi kegiatan di hotel. "Sebenarnya kalaupun kegiatan di hotel harus dikurangi kami tidak apa-apa. Tapi tolong jangan dihabisi, karena kami juga perlu menghidupi banyak karyawan, membayar listrik, pajak, dan yang lainnya," tutur Friandi. Friandi pun mengatakan jika kebijakan efisiensi mengurangi kegiatan di hotel terus dilanjutkan, maka dapat mengakibatkan bisnis perhotelan mengalami kebangkrutan. "Kalau semua kegiatan di hotel stop termasuk swasta, maka bisa dibayangkan bisnis perhotelan akan kolaps," sebut dia. Lebih lanjut, PHRI Lampung berharap pemerintah tidak membatasi kegiatan di hotel. "PHRI tentu mengharapkan tidak ada larangan atau batasan apa pun, karena hotels product salah satunya adalah banquet (sajian makan)," kata dia. "Untuk diketahui, di banyak hotel, banquet juga potential income disamping rooms sales, dan itu juga tentunya menjadi ladang pendapatan termasuk bagi daily worker (pekerja harian) untuk menghidupi keluarganya," pungkasnya. (Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)