Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Banyak Hotel Dijual di Jateng, Pemprov Akui Imbas Efisiensi Anggaran

SEMARANG, KOMPAS.com — Sejumlah hotel di Jawa Tengah ramai-ramai dijual di media sosial seperti Facebook, menyusul lesunya sektor perhotelan akibat kebijakan efisiensi kegiatan pemerintahan di hotel. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah mencatat, lebih dari 1.000 karyawan hotel terdampak dan dirumahkan.Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Muhamad Masrofi, membenarkan kondisi ini sebagai imbas dari Surat Edaran efisiensi yang sebelumnya diterbitkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). “Memang terjadi efisiensi di pemerintahan agar dapat mendayagunakan tempat milik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota. Namun dampaknya besar terhadap perekonomian, termasuk juga dampak terhadap pengembangan akomodasi dan perhotelan,” ujar Masrofi, Rabu (2/7/2025). Baca juga: Banyak Hotel Dijual di Marketplace, Ternyata Ribuan Pegawai di Jateng di-PHK SE Efisiensi Dicabut, Pemprov Optimistis Hotel Bangkit Setelah SE efisiensi dicabut oleh Kemendagri dan diganti dengan edaran baru yang memperbolehkan kembali kegiatan pemerintah di hotel, Masrofi menyatakan optimismenya bahwa sektor perhotelan di Jateng bisa kembali pulih. “Harapannya hotel-hotel semakin menggelora, semakin menggeliat lagi,” katanya. Ia menekankan bahwa pekerja hotel yang sebelumnya disebut terkena PHK, sebenarnya hanya dirumahkan sementara karena turunnya okupansi saat SE efisiensi masih berlaku.“Bukan di-PHK, tapi sementara dirumahkan. Karena okupansi jumlah kunjungan ke hotel berkurang,” jelas Masrofi. PHRI: Okupansi Hotel Turun 60–70 Persen Ketua BPD PHRI Jawa Tengah, Heru Isnawan, menuturkan bahwa kondisi hotel di wilayahnya memang tidak sedang baik-baik saja. Dari sekitar 1.500 hotel, sekitar 800 hotel merupakan anggota PHRI, dan banyak yang mengalami penurunan okupansi hingga 60–70 persen. “Kalau secara umum memang kondisinya tidak baik-baik saja, bisa sampai 60-70 persen penurunannya,” kata Heru saat pelantikan pengurus BPC PHRI Salatiga, Selasa (24/6/2025). Baca juga: Industri Perhotelan di Jakarta di Titik Nadir, Hotel Dijual hingga Minta Keringanan Pajak Ia menegaskan bahwa penyelenggaraan event berskala lokal hingga nasional perlu segera digulirkan sebagai penyelamat sektor hotel dan restoran. “Apa pun bentuknya, event dari kelas kota, provinsi, nasional harus segera diadakan. Misal sport atau semacam Solo Great Sale, ini jadi magnet daya tarik,” ujarnya. Heru juga berharap realisasi kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang telah diprogramkan segera dijalankan, agar tidak semakin memperparah kondisi perhotelan yang sudah terpukul. “Harapannya MICE yang sudah di-plotting itu segera direalisasikan... karena penurunan bisa antara 50–70 persen,” tegasnya. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.