Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Pariwisata DIY Mulai Menggeliat, Restoran Ramai dan Hotel Berbintang Naik Okupansi

TRIBUNJOGJA.COM - Sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan geliat positif menjelang pertengahan Juli 2025. Meski tingkat okupansi hotel belum sepenuhnya pulih, pelaku usaha mulai merasakan dampak dari peningkatan kunjungan wisatawan, terutama di sektor kuliner yang mencatat lonjakan signifikan. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebut peningkatan kunjungan ini menjadi momentum penting pada masa liburan sekolah. “Kami melihat tren positif sejak awal Juli. Okupansi hotel berbintang di Kota Yogyakarta bahkan sudah menyentuh angka 80 persen, dan restoran mengalami lonjakan pengunjung hingga 90 persen kapasitas,” ujar Deddy, Kamis (10/7). Deddy menjelaskan, saat ini wisata kuliner menjadi primadona baru, terutama di kalangan wisatawan lokal dari wilayah sekitar DIY. Banyak dari mereka yang datang khusus untuk menikmati sajian khas tanpa bermalam. “Kami melihat pergerakan yang merata di berbagai titik, seperti di Sleman dengan Kopi Klotok, lalu kawasan Nanggulan dan (pesisir) selatan Kulon Progo yang menyajikan ikan laut dengan pemandangan alam. Ini jadi kabar baik bagi pelaku usaha kuliner dan UMKM lokal,” tuturnya. Di sisi lain, lanjut Deddy, pembukaan operasional tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan turut memberi dorongan bagi mobilitas wisatawan ke Yogyakarta. Namun, menurut Deddy, akses saja tidak cukup. Ia mengajak pelaku usaha hotel dan restoran untuk terus berinovasi dan menciptakan keunikan layanan agar wisatawan betah dan ingin kembali. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan lokasi. Perlu ada ciri khas. Hotel dengan konsep tematik, restoran dengan sajian lokal yang autentik, bahkan fasilitas unik seperti dekorasi kamar atau permainan keluarga bisa menjadi nilai lebih,” ungkapnya. Deddy menegaskan bahwa ini saatnya para pelaku wisata di DIY bersinergi dan memanfaatkan momentum. Dengan kolaborasi antara sektor usaha, pemerintah daerah, dan masyarakat, sektor pariwisata Yogyakarta diyakini dapat kembali bangkit, bahkan tumbuh lebih kuat dan adaptif. “Kita punya semua potensi. Sekarang tinggal bagaimana kita mengelolanya secara kreatif dan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal menjaga daya tarik Yogyakarta sebagai destinasi yang layak diingat dan dikunjungi kembali,” tutupnya.