MANGUPURA, NusaBali - Industri pariwisata di Kabupaten Badung menunjukkan tren positif selama periode libur sekolah dan musim panas tahun ini. Tingkat hunian atau okupansi hotel pun melonjak, mencapai angka rata-rata 75 hingga 80 persen, meningkat sekitar 15 persen dibandingkan hari normal.“Liburan ini, okupansi hotel meningkat khususnya di Badung, rata-rata tingkat hunian 75 hingga 80 persen. Ini cukup bagus. Sebelumnya okupansi hotel hanya di angka 60 sampai 70 persen,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya pada Senin (14/7) siang.Rai Suryawijaya melanjutkan, peningkatan terbesar berasal dari wisatawan domestik (wisdom) yang melakukan perjalanan udara maupun darat (overland). Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bandung diakui masih menjadi penyumbang wisdom terbesar ke Pulau Dewata. Sementara itu, untuk wisatawan mancanegara (wisman), Australia dan India menjadi dua negara penyumbang turis terbanyak selama musim liburan kali ini.Minat wisatawan untuk menginap pun dikatakan masih terfokus di kawasan Bali Selatan seperti Canggu, Kuta, Nusa Dua, Jimbaran, Uluwatu, serta Sanur dan Ubud. Sementara wilayah Bali Timur seperti Karangasem dan Lovina mencatat tingkat hunian yang lebih rendah, rata-rata sekitar 60 persen. “Lama tinggal wisatawan biasanya lima hari atau lebih, sampai satu minggu,” kata dia.Dikatakan lebih lanjut, pada periode bulan hingga Oktober adalah periode high season, dengan tingkat okupansi hotel yang konsisten di atas 70 persen. Meski demikian, Rai Suryawijaya mengingatkan bahwa tantangan tetap ada mulai dari kemacetan lalu lintas, potensi kriminalitas, hingga isu kebersihan saat memasuki musim hujan. Namun, dia menilai musim hujan di wilayah Bali tidak berpengaruh terhadap tingkat okupansi karena tidak seperti daerah lain yang dilanda banjir.Rai Suryawijaya memperkirakan tingkat okupansi akan tetap stabil antara 75 hingga 80 persen hingga Oktober, selama situasi keamanan dan tetap kondusif. Namun, diperkirakan akan terjadi sedikit penurunan pada November hingga pertengahan Desember, sebelum kembali melonjak saat momen Natal dan Tahun Baru.“Tingkat kunjungan di bulan November sampai pertengahan Desember, biasanya sampai di angka 60 persen. Karena biasanya peningkatan akan terjadi untuk persiapan christmas dan new year,” kata Rai Suryawijaya seraya berharap okupansi hotel tetap stabil dan ketegangan geopolitik dunia tidak semakin meluas, sehingga perdamaian dunia dapat tercapai. 7 ol3