Terlihat dari sepinya wisatawan asing yang jalan-jalan di sepanjang trotoar Objek Wisata Candidasa di sore hari. AMLAPURA, NusaBali - Hunian hotel di Karangasem selama Juli - 20 Agustus 2025, naik tajam hingga 80 persen. Namun, sejak 22 Agustus hunian ini anjlok hingga ke posisi 40 - 50 persen."Kunjungan masih berfluktuasi. Saya belum tahu penyebab anjloknya hunian hotel sejak 22 Agustus ini," jelas Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Karangasem, I Wayan Kariasa di ruang kerjanya, di Objek Wisata Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Selasa (26/8).Laporan yang dia dapatkan, antara lain, dari 10 hotel berbintang, dan 707 hotel non bintang, hunian di Karangasem menunjukkan grafik menurun. Biasanya wisatawan yang datang ke Karangasem untuk mendapatkan suasana nyaman, menikmati panorama alam yang masih alami, jauh dari kebisingan. Kebanyakan wisatawan yang datang dari Eropa, dan Australia. Jarang ada wisatawan dari Asia, termasuk domestik.Menurunnya hunian di hotel terutama di Objek Wisata Candidasa, katanya, terlihat dari sepinya wisatawan asing yang jalan-jalan di sepanjang trotoar Objek Wisata Candidasa di sore hari.Industri pariwisata di Karangasem didukung 15 objek wisata, yakni 4 objek wisata alam, 5 objek wisata budaya, 5 objek wisata tirta dan satu wisata agro. Jumlah objek ini belum menjamin bisa banyak mendatangkan wisatawan.Penasihat PHRI Karangasem I Wayan Tama membenarkan kunjungan anjlok sejak akhir Agustus. "Akhir Agustus hingga September, memang sepi. Kondisi ini berlangsung tiap tahun, nanti awal Desember mulai ramai," jelas I Wayan Tama yang mantan anggota Fraksi Partai Golkar, DPRD Karangasem.Sepinya kunjungan kali ini, katanya, karena musim liburan telah berakhir. "Kondisi ini memang setiap tahun terjadi, terutama untuk wisatawan Eropa," tambah mantan Ketua PHRI Karangasem ini.Di bagian lain, Pendiri Objek Wisata Edelweis, di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang I Nengah Sueca, mengakui kunjungan wisatawan ke objek wisata jauh menurun. "Wisatawan jarang berkunjung ke Objek Wisata Edelweis. Mereka beralih ke objek wisata mendaki Gunung Agung," ujar Sueca.Objek ini, katanya, hanya ramai dikunjungi pascapandemi Covid-19. Selanjutnya kunjungan semakin berkurang. Walaupun menyuguhkan panorama alam, padang kasna yang unik, satu-satunya di Bali, belum menjamin memikat wisatawan untuk datang.Ketua Kelompok Pendakian Gunung Agung, Agung Lestari, Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, I Komang Kayun mengatakan, kunjungan wisatawan yang hendak mendaki Gunung Agung tergolong stabil. "Dibilang ramai tidak, kunjungannya normal," katanya. Rata-rata per hari ada 20 wisatawan mendaki Gunung Agung melalui jalur Banjar Temukus, tepatnya dari jalur Objek Wisata Edelweis.7k16