KabarBaik.co – Untuk memajukan seni dan budaya di Kota Batu, Dinas Pariwisata (Disparta) telah menggelar Kongres Kebudayaan Kota Batu ke-3, di Graha Pancasila, Balaikota Among Tani, Kota Batu, Selasa (27/8). Dalam kegiatan tersebut, hadir langsung Wali Kota Batu, Nurochman, Forkopimda dan Ketua PHRI Kota Batu. Hadir pula Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto, juga Ketua Dewan Kesenian Kota Batu, Sunarto, serta para pegiat seni di Kota Batu. Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil Kongres Kebudayaan Kota Batu ke-3. Menurutnya, kesenian dan kebudayaan merupakan bagian penting dalam membentuk jati diri Kota Batu yang harus dipahami serta diwariskan kepada generasi mendatang. Nurochman menyampaikan, penyebutan Dewan Kebudayaan dinilai lebih tepat dibandingkan Dewan Kesenian karena ruang lingkupnya lebih luas. “Kalau Dewan Kesenian itu kesannya sempit, maka kita sepakat dijadikan Dewan Kebudayaan. Regulasi juga menyebutkan demikian,” kata Nurochman usai kegiatan Kongres Kebudayaan Kota Batu ke-3 di Graha Pancasila, Balaikota Among Tani, Kota Batu. Terkait usulan pendirian museum kebudayaan, Nurochman menegaskan pemerintah siap mendukung sepanjang ada kebutuhan yang jelas. “Rencananya mau diisi oleh apa, potensi-potensi yang dimiliki Kota Batu apa, ini harus diinventarisasi dulu. Tapi secara prinsip, pemerintah siap merespon dan mendukung,” tegasnya. Penampilan tari jaranan yang pernah tampil di Jepang. (Foto: P. Priyono) Nurochman menjelaskan, hasil kongres kebudayaan akan menjadi dasar perumusan kebijakan konkret, termasuk mendorong lahirnya muatan lokal di sekolah. “Bahasa Jawa, budaya Kota Batu itu apa, semua harus diimplementasikan dalam pembelajaran. Beberapa guru sudah merintis hal ini, termasuk penerbitan materi bahasa Jawa,” jelas Nurochman. Selain itu, Pemkot Batu juga membuka ruang bagi budayawan dan seniman untuk terlibat melalui program praktisi mengajar. “Budayawan adalah praktisi, termasuk seniman. Mereka bisa masuk sekolah memberikan tambahan kegiatan ekstrakurikuler untuk memperkuat karakter anak-anak,” ujar Nurochman. Dengan langkah tersebut, lanjut Nurochman, pemerintah berharap kebudayaan tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga menjadi pondasi pembentukan karakter generasi muda Kota Batu. Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto, menyatakan bahwa Kongres Kebudayaan Kota Batu ke-3 yang digelar pada 19, 25, hingga 26 Agustus 2025 merupakan satu-satunya di Jawa Timur, bahkan dinilai terbaik di Indonesia untuk tingkat kota. “Menurut Kepala Wilayah Dewan Kesenian Jawa Timur, kongres kebudayaan ini satu-satunya yang dilaksanakan di tingkat kota, dan itu ada di Kota Batu,” ujar Onny usai Kongres Kebudayaan Kota Batu ke-3. Onny berharap kongres ini mampu mendorong kemajuan kebudayaan di Kota Batu agar tetap terlindungi dan lestari, baik dari sisi sumber daya manusia (SDM), karya budaya, maupun keberadaan para seniman. Ia juga menyebut tingginya minat wisatawan mancanegara menjadi bukti budaya Kota Batu semakin diminati dunia. Pemberian sertifikat kepada pegiat seni Kota Batu. (Foto: P. Priyono) “Contohnya saat upacara adat Ngudeg Jenang ada wisatawan dari Serbia. Begitu juga di karnaval, banyak wisatawan luar negeri yang antusias. Ini menunjukkan budaya di Kota Batu semakin menarik,” ujar Onny. Selain itu, Onny mengungkapkan, salah satu poin yang disebut dalam rekomendasi dari Kongres Kebudayaan Kota Batu ke-3 tersebut, yaitu adanya museum kebudayaan. Menurutnya, Pemkot Batu juga tengah mematangkan rencana pengembangan museum. Saat ini, bangunan museum dan galeri sudah tersedia di Kelurahan Sisir, namun masih perlu kajian legalitas agar dapat ditetapkan secara resmi. “Kami akan mengkaji apakah museum itu akan ditetapkan sebagai museum daerah atau museum cagar budaya. Apalagi kawasan sekitarnya memang direncanakan menjadi kawasan artpreneur. Harapannya museum bisa dilengkapi galeri-galeri seni,” jelasnya. Onny menjelaskan, fasilitas museum juga akan membantu mengatasi keterbatasan yang ada di Galeri Raos. Salah satunya soal area parkir. “Kami akan mencoba memfasilitasi agar bisa ditempatkan di museum. Fokus kami saat ini memang ke arah penguatan museum, sambil menyelesaikan tahapan inventaris kelembagaan,” papar Onny. Di tempat yang sama, Ketua Dewan Kesenian Kota Batu, Sunarto, menekankan pentingnya percepatan implementasi hasil Kongres Kebudayaan Kota Batu ke-3 yang baru digelar tersebut. Menurutnya, rekomendasi dari empat komisi dinilai perlu segera diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) agar akselerasi kemajuan kebudayaan di Kota Batu bisa terwujud. “Harapan kami, seperti yang disampaikan Wali Kota Batu, rekomendasi ini segera diimplementasikan. Dengan perkembangan fenomena di masyarakat yaitu menjamurnya sound horeg. Maka, sektor budaya harus semakin dikuatkan,” ujar Sunarto. Saat ini, lanjutnya, penyusunan naskah akademik untuk Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kebudayaan tengah berjalan. Sunarto menegaskan, yaitu targetnya masuk Program Legislasi Daerah (Prolegda) tahun ini dan ditetapkan menjadi Perda paling lambat pertengahan 2026. “Perda ini bukan untuk membatasi, melainkan memberi payung hukum yang jelas bagi pergerakan seni budaya. Regulasi itu harus mengatur penguatan kelembagaan, pengembangan, pemanfaatan, hingga pelestarian budaya,” jelasnya. Sunarto menambahkan, perubahan dari Dewan Kesenian menjadi Dewan Kebudayaan merupakan amanat undang-undang. Jika sebelumnya dasar hukumnya hanya Instruksi Mendagri Nomor 5 Tahun 1993, kini daerah diwajibkan membentuk Dewan Kebudayaan. “Cakupannya lebih luas. Namun, selama tiga periode ini, Dewan Kesenian Batu juga sudah menjalankan fungsi tersebut. Insyaallah, Kota Batu siap menjadi prototipe kebudayaan bagi seluruh Indonesia,” tegasnya. (*) Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini Penulis: P. PriyonoEditor: Hairul Faisal