Surabaya (beritajatim.com) – Aksi demonstrasi solidaritas masyarakat sipil dan pengemudi ojek online (ojol) pada Jumat malam (29/8/2025) di sejumlah titik Kota Surabaya meninggalkan dampak luas. Tidak hanya pada arus lalu lintas dan keamanan kota, tetapi juga pada sektor bisnis. Sejumlah toko, restoran cepat saji, pusat perbelanjaan, hingga hotel terpaksa menutup operasional demi keselamatan. Salah satu gerai yang memilih berhenti beroperasi adalah ‘Circle K’ Taman Apsari, yang berada dekat titik kumpul aksi depan Gedung Negara Grahadi. Seorang karyawan mengaku toko tutup sejak pukul 15.00 WIB. “Dulu pernah, kita buka pas ada demo, terus massa aksi ada yang masuk, jadi kami terdampak kerugian. Sekarang untuk antisipasi kami tutup dari jam 15.00 WIB,” ujarnya, Jumat (29/8/2025). Meski toko tutup, sejumlah pegawai tetap berjaga di dalam toko untuk menghindari risiko di luar. Langkah serupa juga terlihat di restoran cepat saji seperti Pizza Hut, Richeese, hingga Burger King. Lampu-lampu gerai dipadamkan, namun pegawai masih bersiaga di dalam. Situasi lebih besar terjadi di Tunjungan Plaza Surabaya, pusat perbelanjaan terbesar di Jawa Timur. Mal tersebut tutup lebih awal, ribuan pengunjung dan pegawai diminta keluar menyusul kericuhan di kawasan Jalan Basuki Rachmat. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dwi Cahyono, menyebut sejumlah hotel di jantung kota juga memilih menutup sementara. Beberapa hotel yang terdampak antara lain Kampi Hotel dan Leedon. “Tutup kebanyakan dari sekitar jam 18.00 WIB tadi, karena chaos gitu ya. Saya jadi ingat tragedi 98. Sejumlah hotel ini laporan ke saya,” kata Dwi. Pertokoan di sekitar Taman Apsari Surabaya yang tutup saat ada aksi massa Keputusan ini diambil untuk menjaga keselamatan tamu, pegawai, sekaligus aset hotel. Namun, banyak pegawai dilaporkan belum bisa pulang akibat situasi yang belum kondusif. “Pegawai banyak yang belum bisa pulang ini ya karena situasi belum aman. Kami juga mengutamakan keselamatan tamu, ikut terdampak,” tambahnya. Kerusuhan tidak hanya memengaruhi Surabaya. Dwi mencatat hotel di kawasan Malang juga terkena imbas aksi. Di Surabaya sendiri, massa aksi sempat mencoba masuk ke beberapa hotel ketika situasi semakin panas. Selain kerugian ekonomi, kerusuhan ini juga meninggalkan jejak kerusakan. Sebanyak 23 sepeda motor di halaman Gedung Negara Grahadi dilaporkan hangus terbakar. Beberapa pos polisi mulai dari Jalan Tunjungan hingga Bundaran Waru perbatasan Sidoarjo turut terbakar. Aksi ini bermula dari duka atas wafatnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang tewas setelah tertabrak kendaraan taktis (rantis) Baracuda di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Massa menuntut Polri mengusut tuntas tragedi tersebut serta menghukum anggota Brimob yang diduga terlibat. Hingga dini hari Sabtu (30/8/2025), tepat pukul 01.44 WIB, massa aksi masih bertahan di sejumlah titik Surabaya. Kota pahlawan pun dipaksa berhenti sejenak, merasakan getir solidaritas yang berubah menjadi bara. [ram/suf] Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita