Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Banyak Demo, Hotel di Kota Malang Sepi

Malang (beritajatim.com) – Tingkat hunian kamar hotel di Kota Malang mengalami penurunan imbas gelombang unjuk rasa yang terjadi dalam 2 pekan terakhir. Penurunan mencapai 50 persen dari angka okupansi harian di waktu normal atau saat kondisi stabilitas terjaga. “Kita sudah berupaya, pak Wali Kota Malang (Wahyu Hidayat) bersama Forkopimda dengan semua elemen masyarakat berusaha menciptakan Malang ini aman dan damai,” ujar Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaki, Kamis (4/9/2025). Baihaki membenarkan bahwa imbas unjuk rasa yang berakhir ricuh disejumlah daerah termasuk Kota Malang membuat para wisatawan berpikir ulang untuk berlibur dengan mempertimbangkan faktor keamanan. “Malang ini kan kota pariwisata dengan adanya kejadian kemarin (demo ricuh Jumat malam) ada laporan dari PHRI tingkat okupansi hotel menurun. Tingkat hunian hotel kini hanya 20 hingga 30 persen dengan adanya kejadian kemarin. Yang di mana sebelum ada kejadian tingkat okupansi hotel 50 hingga 60 persen jadi penurunannya hampir 50 persen,” ujar Baihaki. Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, mengungkapkan penurunan mulai dirasakan sejak Senin (1/9/2025) kemarin. Kondisi ini mempengaruhi kunjungan wisata, omset hotel jadi menurun. “Bahkan yang bisanya hotel di pusat kota khususnya, terisi penuh kini tinggal 10 persen keterisiannya. Tamu hotel banyak yang menunda, dan membatalkan kunjungan ke Kota Malang,” kata Agoes. Selain kunjungan wisatawan agenda meeting dari sejumlah instansi pemerintahan juga dibatalkan. Hal ini berdampak pada omset sektor perhotelan di Kota Malang. Dia menyebut, masyarakat dan instansi banyak yang menunda kegiatan. “Biasanya masih 40 hingga 70, bahkan 80 persen di hari weekday sekalipun. Sekarang hancur, semua memilih menunda kegiatan maupun wisata,” ujar Agoes. (luc/but) Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita