Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Musim Liburan Tahun 2025 Berakhir, Hunian Hotel di Candidasa Turun

AMLAPURA, NusaBali - Hunian hotel di Karangasem menurun drastis karena musim liburan telah berakhir. Kondisi ini terjadi setiap tahun, termasuk akibat dari cuaca ekstrem, dan lain-lain. “Hunian hotel kisaran 30 - 40 persen, dari sebelumnya 60-80 persen, memang terjadi menurun secara drastis," jelas Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Karangasem I Wayan Kariasa kepada NusaBali di ruang kerjanya di Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Senin (15/9).Kata dia, hunian hotel di Karangasem mengalami penurunan sejak awal September 2025, sebelumnya Juli-Agustus, mencapai 60-80 persen. “Kebetulan saja, cuaca ekstrem disertai terjadi banjir, tanah longsor dan pohon tumbang, kemudian kunjungan sepi, banyak wisatawan bertanya-tanya bagaimana keadaan Bali,” katanya.Jelas Kariasa, penyebab kunjungan wisatawan domestik mengalami penurunan karena kebijakan pemerintah yang mengefisiensi anggaran. Dampaknya, terjadi pembatasan perjalanan dinas.Faktor lain, terjadi persaingan dengan  akomodasi lain, antara lain, menjamurnya villa ilegal yang tidak kena pajak. Tingginya harga tiket pesawat dan adanya perubahan tren wisata ke destinasi lain, dan berhentinya penambatan kapal pesiar ke Karangasem.Di samping iru, adanya cuaca ekstrem menjadikan wisatawan urung bepergian.  Walau kelihatannya ada wisatawan datang ke Objek Wisata Padangbai, Kecamatan Manggis, itu hanya melintas hendak berwisata ke Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Bukan tujuan ke Karangasem untuk menginap.Di bagian lain, Penasihat PHRI Karangasem I Wayan Tama juga mengatakan demikian. “Kebetulan saja cuaca ekstrem dan bulan ini, memang sepi kunjungan, karena tidak ada liburan,” jelasnya.Biasanya wisatawan Eropa dan Amerika, liburan Juli-Agustus yang dua bulan itu puncak kunjungan sehingga hunian naik tajam. Kali ini, tidak lagi musim liburan sehingga hutel sepi hunian.Katanya, memang ada pengaruhnya cuaca ekstrem hingga wisatawan banyak  mengurungkan niatnya bepergian ke Karangasem. Karena mereka khawatir di jalan dihadang banjir, hujan deras, tanah longsor dan pohon tumbang. “Alam memang kurang bersahabat belakangan ini. Pelaku pariwisata mesti berupaya bersahabat dengan alam, caranya dengan tidak buang sampah sembarangan,” jelas Tama.Di bagian lain, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa mengakui, terjadi banyak titik tanah longsor dan pohon tumbang. Penanganan telah diprioritaskan, yakni mengevakuasi pohon tumbang agar tidak menghalangi akses jalan umum, baik untuk kepentingan sosial maupun untuk akses pariwisata.“Memang terjadi tanah longsor dan pohon tumbang menutupi jalan raya, tetapi telah kami tangani secepat mungkin,” katanya.Sedangkan banjir yang terjadi di lima titik, tidak memengaruhi kawasan pariwisata. Tidak ada banjir menggenangi jalan raya, hanya terjadi di  pemukiman.7k16