Wali Kota Bandung Muhammad Farhan saat diskusi bersama PHRI, Rabu (17/9/2025) / Dok. Diskominfo Bandung ( ) Bandung, Sonora.ID – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan pentingnya arah dan identitas yang jelas dalam membangun pariwisata kota. Menurutnya, Bandung selama ini memang dikenal luas sebagai destinasi favorit, namun belum memiliki strategi jangka panjang yang solid. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah diskusi bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bertajuk “Bersatu Memajukan Pariwisata Kota Bandung” yang digelar di Arion Suites Hotel Bandung, Rabu (17/9/2025). “Bandung harus punya mission statement. Saya tetapkan Bandung sebagai kota tujuan wisata dengan spesialisasi MICE atau Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition. Kalau MICE jalan, semua sektor ikut terdongkrak, mulai dari hotel, transportasi, F&B, hingga pengisi acara,” tegas Farhan. Baca Juga: Nyaris Sempurna, KAI Daop 2 Bandung Catat 99,68 Persen Ketepatan Keberangkatan KA Menurutnya, pemerintah baru menyadari pada 2017 bahwa sektor pariwisata memiliki kontribusi signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Namun, hingga kini belum ada grand design yang benar-benar mengikat dan konsisten. Karena itu, Bandung butuh diferensiasi yang kuat agar tak sekadar ramai pengunjung, tetapi juga berdaya saing tinggi. Dengan spesialisasi MICE, Farhan optimistis Bandung dapat memposisikan diri sebagai tuan rumah berbagai konferensi, pameran, dan pertemuan berskala nasional maupun internasional. Langkah ini diyakini akan membuka peluang besar bagi sektor jasa, UMKM, dan industri kreatif. Selain MICE, Farhan juga menyoroti identitas Bandung sebagai pusat modest fashion dan ekosistem kreatif berbasis komunitas. Ia menilai, Bandung sudah memiliki rekam jejak yang kuat dalam melahirkan tren fesyen muslim, termasuk tumbuhnya brand kosmetik nasional. “Fesyen muslim lahir di Bandung, kosmetik Wardah juga dari Bandung. Jadi Bandung memang rumah bagi modest fashion dan produk kecantikan kelas menengah,” ungkapnya. Baca Juga: Tahun Depan Pemkot Bandung Tambah Mesin Insinerator Farhan menambahkan, sektor kuliner, street food, dan seni pertunjukan juga tak boleh diabaikan. Pedagang kaki lima (PKL) harus dibina agar naik kelas, sementara kuliner jalanan harus dikelola lebih berkelanjutan. “Kalau kualitasnya terjaga, wisatawan akan semakin betah berlama-lama di Bandung,” ungkap lagi. Ia menegaskan, visi pariwisata Bandung bukan hanya soal jumlah kunjungan, tetapi juga keberlanjutan dan daya saing. Dengan memiliki mission statement yang jelas, Bandung diharapkan mampu menjaga citra sebagai kota kreatif, sekaligus meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap ekonomi daerah. “Bandung sudah punya modal. Tinggal kita tentukan arahnya dengan tegas dan konsisten. Kalau itu tercapai, saya yakin Bandung akan menjadi destinasi unggulan, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di tingkat internasional,” pungkas Farhan.