Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Gaung Menurun, Okupansi Hotel Jelang MotoGP 2025 Baru 70 Persen

Mataram (suarantb.com) – Sepuluh hari menjelang perhelatan MotoGP Mandalika 2025, tingkat okupansi hotel di NTB belum menyentuh angka 100 persen. Ada kecenderungan gema atau gaung pelaksanaan balap motor duni paling bergengsi ini, terus menurun. Demikian diungkapkan, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini, Selasa (23/9/2025). ‘’Yang sekarang ini (tahun 2025) paling sangat menurun dan paling sepi,’’ ujarnya. Dia membeberkan, saat ini tingkat pemesanan kamar jelang MotoGP 2025 di wilayah penyangga seperti Kota Mataram dan Lombok Barat baru 70 persen. Bahkan masih ada hotel-hotel yang tingkat okupansinya rendah mencapai 40 persen. “Ada yang 80 persen, ada yang masih 40 persen dan ada hitung-hitungan di situ,” katanya. Bahkan, di kawasan Mandalika saja, tingkat hunian hotel belum 100 persen. Padahal itu merupakan zona utama pelaksanaan MotoGP 2025. Jika dibandingkan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya, beberapa minggu sebelum event okupansi hotel sudah mencapai 100 persen. “Tapi sekarang masih belum 100 persen,” sebutnya. Promosi MotoGP disebut belum maksimal. Misalnya di Tiga Gili Lombok Utara. Padahal tingkat kunjungan wisatawan asing di destinasi wisata tersebut sangat tinggi akan tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik. “ITDC harus menangkap peluang seperti itu. Karena sekarang ITDC presentasi minggu lalu itu baru 30 persen,” sebutnya. Harusnya, tegas Wolini, ITDC bekerja sama dengan pelaku perhotelan untuk memaksimalkan promosi event MotoGP 2025. Menurutnya, ITDC bisa bisa membangun kerja sama lintas sektor termasuk PHRI.  “Makanya ITDC itu jangan tertutup. Harus terbuka dengan stakeholder yang lain. Jangan merasa lebih hebat,” tambahnya. Lebih lanjut ia mengatakan promosi event MotoGP 2025 harus maksimal sejak enam bulan sebelum kegiatan. Biasanya wisatawan sudah merencanakan perjalanan sejak jauh hari. Jika promosi event dilakukan saat ini dirasa sudah telat. “Ini harusnya enam bulan harus digarap. Kalau sekarang digarap, masih ada peluang. Kita optimis ada penambahan dari penjualan tiket,” sarannya. Jumlah kamar hotel yang tergabung dalam PHRI NTB yaitu sebanyak 11.695 kamar. Dengan rincian, Kota Mataram sebanyak 3.364 kamar, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 4.868 kamar. Selanjutnya, Kabupaten Lombok Utara sebanyak 862 kamar, Kabupaten Lombok Tengah ada 711 kamar dan Lombok Timur ada 691 kamar. Kemudian, untuk di Pulau Sumbawa tersedia sebanyak 1.203 kamar yang tersebar di lima kabupaten/kota. Di antaranya Kabupaten Sumbawa Barat 320 kamar, Kabupaten Sumbawa sebanyak 365 kamar. Lalu, Kabupaten Dompu ada 238 kamar, Kabupaten Bima sebanyak 95unit kamar, serta Kota Bima sebanyak 185 kamar. (era)