Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Penerbangan Jember-Jakarta Jadi Kunci Kebangkitan Bisnis Perhotelan yang Lesu

JEMBER, Tugujatim.id – Sektor perhotelan di Kabupaten Jember, Jatim, tengah menghadapi tantangan serius dengan tingkat hunian yang masih tersendat di angka 30-40 persen. Kondisi bisnis perhotelan ini telah berlangsung sejak krisis kesehatan global yaitu pandemi Covid-19 di akhir 2019 lalu, telah menyebabkan aktivitas ekonomi mengalami stagnasi berkepanjangan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember Teguh Suprayitno menyampaikan bahwa segmen pengunjung utama mereka adalah kalangan pebisnis dan pelaku usaha. Para tamu ini hadir untuk berbagai kepentingan komersial, termasuk representasi perusahaan, pertemuan strategis, serta transaksi dagang. Baca Juga: Tamu Asing Lebih Lama Menginap di Hotel Mojokerto Daripada Tamu Lokal Meskipun demikian, volume kunjungan masih belum mencapai kondisi optimal seperti masa sebelum pandemi. “Mayoritas yang bermalam adalah kalangan profesional, namun angkanya masih sangat minim dibanding era sebelumnya,” ungkap Teguh saat dikonfirmasi pada Jumat (26/09/2025). Harapan baru muncul dengan rencana pembukaan jalur udara yang menghubungkan ibu kota negara dengan Jember secara langsung. Selama ini, para pengusaha yang ingin mencapai daerah tersebut harus menjalani perjalanan darat yang memakan waktu hingga 8 jam melalui Surabaya atau Banyuwangi. Kehadiran koneksi penerbangan diperkirakan dapat memangkas durasi perjalanan menjadi sekitar 6 jam. “Kemudahan aksesibilitas ini sangat krusial bagi dunia usaha. Ketika mobilitas mereka semakin lancar, otomatis peluang peningkatan tingkat hunian kamar juga akan mengikuti,” papar Teguh. Pengelola Hotel Sulit Rancang Strategi Bisnis Efektif Namun demikian, dia menekankan bahwa solusi transportasi saja tidaklah mencukupi. Menurut observasinya, agenda-agenda besar yang diselenggarakan di Jember masih bersifat sporadis dan kurang terkoordinasi. Berbagai acara seperti festival kebudayaan, ekshibisi, dan kompetisi olahraga kerap muncul mendadak tanpa penjadwalan yang matang. Ketidakpastian ini menciptakan kesulitan bagi para pengelola hotel dalam merancang strategi bisnis yang efektif. “Apabila jadwal kegiatan dibuat dengan jelas dan dipromosikan sejak dini, wisatawan dari berbagai daerah dapat mempersiapkan rencana kunjungan mereka lebih awal. Hal ini tentunya akan berkontribusi positif terhadap peningkatan okupansi,” tutup Teguh. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id Writer: Diki Febrianto Editor: Dwi Lindawati