BacaJogja – Di tengah tantangan berat yang dihadapi dunia pariwisata, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menunjukkan cara unik untuk mempererat sinergi dan kepedulian antarpelaku industri wisata. Melalui kegiatan Touring dan Charity GIPI DIY 2025 pada Sabtu (12/10), mereka membuktikan bahwa perjalanan bersama bisa menjadi ajang berbagi sekaligus memperkuat kolaborasi demi kebangkitan pariwisata Yogyakarta. Kegiatan yang diikuti 42 peserta dari berbagai asosiasi pariwisata seperti ASITA, PHRI, PPHI, ASPPPI, JRC, JAC, PMHY, dan BSJ itu dimulai dari PDHI Kotagede menuju destinasi wisata di Gunungkidul sejauh 40 kilometer. Ketua DPD GIPI DIY, Bobby Ardianto Setyo Aji, menyebut kegiatan ini bukan sekadar touring, tetapi juga ajang memperkuat jejaring dan menggugah semangat peduli terhadap keberlanjutan wisata di daerah. “Gunungkidul punya potensi wisata luar biasa, terutama pantainya. Tapi agar wisatawan tak jenuh, sapta pesona harus diterapkan dengan maksimal, dan kekompakan masyarakat serta pokdarwis harus terus dijaga,” ujar Bobby. Baca Juga: Batik City Run 2025: Saat Ribuan Pelari Menyatu dalam Semangat Batik di Jantung Yogyakarta Kekompakan dan Guyub di Tengah Tantangan Pariwisata Di lokasi pertama, peserta touring disambut hangat oleh Ketua PHRI Gunungkidul, Sunyoto, di Resto Ibu Tiwi Tan Tlogo. Para peserta menikmati sajian khas Gunungkidul seperti sego berkat sembari berbincang tentang perkembangan industri hotel dan restoran di kawasan tersebut. Sunyoto menegaskan pentingnya peran pelaku usaha lokal agar tak hanya menjadi penonton di daerah sendiri. “Kami berharap pengusaha lokal terus diberi ruang dan prioritas agar bisa tumbuh bersama pariwisata Gunungkidul,” tuturnya. Touring Bernilai Sosial dan Budaya Perjalanan berlanjut menuju Tlogo Nangsri, Semanu, di mana peserta disambut hangat oleh Ketua Pokdarwis Ruswanto. Dua penari lokal membawakan tarian selamat datang, diiringi dengan deretan pelapak kuliner dan oleh-oleh khas Gunungkidul. Kehadiran rombongan GIPI DIY disambut antusias, apalagi para peserta turut membeli produk UMKM setempat. Baca Juga: Air Kehidupan dari Gunungkidul: Harapan Sri Sultan dan AHY untuk Petani dan Warga Kian Sejahtera Kemeriahan terus berlanjut hingga ke Pantai Sundak, tempat seluruh rombongan beristirahat dan makan siang di Resto Mbak Yatmi. Di lokasi ini pula, GIPI DIY menyerahkan bantuan pakaian layak pakai yang dikumpulkan dari berbagai pihak sebagai bentuk kegiatan sosial. “Saya berterima kasih, perjalanan GIPI ini istimewa karena bukan hanya touring, tapi juga membawa semangat berbagi,” ungkap Mbak Yatmi. Touring dengan Arti yang Lebih Dalam Koordinator kegiatan, Irsyam, menjelaskan bahwa Touring dan Charity ini menjadi simbol semangat bertahan dan berbagi di tengah situasi ekonomi yang belum stabil. “Motoran bareng seperti ini memang sederhana, tapi punya makna besar. Selain mempererat hubungan antarpelaku wisata, juga menjadi dorongan moral bagi pengelola desa wisata untuk terus menjaga kualitas layanan dan semangat pariwisata,” jelasnya. Melalui kegiatan ini, GIPI DIY ingin menunjukkan bahwa pariwisata bukan sekadar perjalanan, melainkan gerakan bersama untuk menghidupkan semangat dan keberlanjutan wisata di Yogyakarta. []