Diunggah pada : 27 Oktober 2023 15:55:57 21 Kegiatan koordinasi dan sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2023, yang diadakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Distan KP Jatim) di Surabaya ,Jumat (27/10/2023). Foto : Humas Distan KP Jatim Jatim Newsroom – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Distan KP Jatim), menggelar kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2023, di Surabaya. Kegiatan sosialisasi yang berlangsung selama dua hari, Kamis dan Jumat (26-27/10/2023) tersebut, bertujuan untuk melakukan pencegahan Food Waste guna kewaspadaan pangan dan gizi tahun 2023. Food Waste, merupakan makanan yang telah melewati rantai pasokan makanan hingga menjadi produk akhir, berkualitas baik, dan layak dikonsumsi, tetapi tetap tidak dikonsumsi dan dibuang. Kegiatan tersebut diadakan, karena Food Loss and Waste (FLW), menjadi salah satu tantangan terbesar dalam sistem pangan saat ini. Kepala Distan KP Jatim, Dydik Rudy Prasetya, dalam sambutannya menyampaikan, ancaman krisis pangan maupun masalah kerawanan pangan dan gizi masih menjadi tantangan yang harus diatasi hingga saat ini. Dikatakannya, menurut FAO sampai dengan akhir 2022, sekitar 970.000 jiwa berisiko kelaparan, dan sebanyak 3,1 miliar orang di seluruh dunia, masih tidak mampu membeli makanan yang sehat dan layak. “Menurut FAO, sepertiga dari pangan yang diproduksi terbuang setiap tahunnya. Hal ini menjadi perhatian serius Indonesia dan negara-negara di dunia. Sesuai komitmen Sustainable Development Goals atau SDGs ke-12 poin ke-3, yaitu negara-negara di dunia diharapkan dapat mengurangi 50% food waste per kapita di tingkat retail dan konsumen pada tahun 2030,” jelas Dydik, kepada Jatim Newsroom, Jumat (27/10/2023). Lebih lanjut, Dydik menerangkan, apalagi diketahui kondisi balita Stunting di Provinsi Jawa Timur, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa, angka prevalensi sebesar 19,2% pada tahun 2022. “Angka ini masih dibawah 20% yang menjadi standar WHO. Berdasarkan data Prevalence of Undernourishment atau PoU dari BPS, sebanyak 10,27% penduduk Jawa Timur juga mengonsumsi energi ataupun kalori kurang dari standar minimum untuk hidup sehat, aktif dan produktif,” terangnya. Berdasarkan data Bappenas, Dydik juga menyebutkan, perkiraan FLW dari makanan konsumsi yang terbuang di Indonesia mencapai 115-184 kilogram per orang dalam setahun. Jika jumlah penduduk Jawa Timur pada 2023 adalah 41.416.407 jiwa, maka potensi makanan konsumsi yang dibuang di Jawa Timur antara 4,7-7,6 juta ton per tahun. “Potensi makanan tersebut, seharusnya dapat disalurkan untuk memberi makan 12-20 juta orang, atau setara 29-48% populasi penduduk di Jawa Timur,” imbau Dydik. Dydik menuturkan, timbulan FLW juga berdampak pada kerugian ekonomi sebesar Rp. 213-551 triliun per tahun, atau setara dengan 4-5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, timbulan FLW juga berkontribusi setara dengan 7,29% emisi Gas Rumah Kaca Indonesia. “Mencermati isu tersebut, upaya Penurunan FLW melalui Gerakan Selamatkan Pangan harus mencapai dua target pembangunan global, yaitu SDGs ke-2, Zero Hunger atau tanpa kelaparan dan SDGs 12.3, yaitu Pengurangan FLW. Dalam hal ini Provinsi Jawa Timur tentunya berkomitmen dalam pencapaian target SDGs 12.3.,” tuturnya. Dydik menilai, keberhasilan penanganan Food Waste melalui Gerakan Selamatkan Pangan ini, memerlukan komitmen dan sinergi kebijakan, serta program antara pemerintah pusat dan daerah, untuk mendorong kolaborasi yang berkelanjutan antara seluruh pemangku kepentingan dari hulu ke hilir. Diungkapkannya, fokus pelaksanaan Gerakan Selamatkan Pangan, menggunakan dua pendekatan utama. “Dua pendekatan utama tersebut yakni, pertama, mencegah terjadinya kemubadziran atau pemborosan pangan melalui penetapan kebijakan yang disertai dengan sosialisasi, promosi dan advokasi kepada seluruh pihak terkait. Serta kedua, Fasilitasi aksi penyelamatan pangan untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui langkah kolaboratif dengan para donatur pangan, beserta bank pangan atau penggiat Selamatkan Pangan,” pungkasnya. Diketahui, kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 yang berlangsung selama dua hari ini, turut menghadirkan beberapa narasumber yang berasal dari, Badan Pangan Nasional (BAPANAS) RI, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitasi Airlangga (FKM UNAIR), Balai Besar Pengawasan Makanan dan Obat (BBPOM), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, serta penggiat Bank Bangan atau Garda Pangan. (vin/s) #Sosialisasi #Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan #Distan KP Jatim #food waste #gerakan selamatkan pangan