KOMPAS.com - Tingkat keterisian kamar (okupansi) hotel di Yogyakarta untuk libur akhir tahun mulai terisi. Hal itu berdasarkan data Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "November ini belum terlihat 'hilal'-nya. Kalau Desember rata-rata (reservasi) sudah 60 persen," ujar Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono di Yogyakarta, Rabu (5/11/2025) seperti dilansir Antara. Menurut Deddy, peningkatan reservasi kamar hotel itu menjadi rutinitas tahunan setiap memasuki momen Natal dan Tahun Baru.Selain itu, para pelaku usaha perhotelan di DIY disebut telah menyiapkan sejumlah paket akhir tahun, seperti paket menginap yang dilengkapi makan malam, sarapan, hingga hiburan. Deddy menyebut khusus rata-rata tingkat reservasi kamar hotel di kawasan Kota Yogyakarta khususnya Malioboro, bahkan sudah mencapai sekitar 75 persen pada Desember 2025. Baca juga: Rekomendasi Hotel Dekat Bandara YIA Yogyakarta, Jaraknya Tak sampai 5Km! Deddy memperkirakan tren reservasi itu berpotensi terus meningkat mendekati periode libur panjang. Merujuk capaian okupansi libur akhir tahun pada periode 2022 hingga 2024, menurut dia, untuk wilayah tengah Yogyakarta bisa sampai 95 sampai hampir 100 persen. Meski demikian, untuk okupansi pada libur akhir tahun ini Deddy mengaku hanya memasang target 85 persen.Menurut dia, sejumlah faktor seperti cuaca, politik dan ekonomi dapat mempengaruhi keputusan wisatawan dalam mempertahankan atau membatalkan reservasi. Pemerataan wisatawan KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Obyek wisata Pantai Pok Tunggal Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Kepala Dinas Pariwisata DIY Imam Pratanadi menyebut telah menyiapkan strategi pemerataan kunjungan wisatawan menjelang Nataru agar tidak terpusat di kawasan kota. Menurut dia, promosi destinasi alternatif mulai ditingkatkan, termasuk wilayah Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul. "Supaya mereka mempunyai alternatif-alternatif lain untuk destinasi tidak hanya di kota saja dan Sleman, tapi juga di Kulon Progo, di Gunungkidul, dan di Bantul itu nanti kita siapkan," ujar Imam. Baca juga: Cara Sewa Baju Adat Jawa di Yogyakarta, Ini Lokasi dan Harganya! Selain itu, kata dia, pengelola destinasi wisata berisiko juga diminta meninjau kembali prosedur operasional standar (SOP) penanganan keadaan darurat memasuki musim hujan. "Kami pastikan SOP itu mereka jalankan dengan baik, itu saja. Karena kita tidak bisa mencegah terjadinya bencana alam," katanya. Mitigasi cuaca buruk KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Warga Yogyakarta saat melintas si Plengkung Gading, Kota Yogyakarta, Senin (21/1/2025)