Kedamaian Nalendro Villa Borobudur di sekitar Nalendro Cafe & Garden yang penuh pelari saat event BorMar tiba. Suasana nyaman homestay di Desa Wisata Bahasa MAGELANG, HELOINDONESIA.COM - Ajang lomba lari internasional Bank Jateng Borobudur Marathon 2025 memberikan dampak yang signifikan terhadap okupansi hotel, villa, dan homestay di wilayah Kabupaten Magelang. Bahkan sepekan sebelum pelaksanaan lomba pada Minggu 16 November 2025 mendatang, semua kamar hotel sudah ''fully booked''. Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Magelang Usep Syarifudin menjelaskan, hajatan Borobudur Marathon (BorMar) bagi hotel merupakan ''peak season'' atau puncak kebutuhan kamar, melebihi event lainnya semisal perayaan Waisak, Lebaran, dan Nataru. Baca juga: Special Screening Pesugihan Sate Gagak di Semarang, Penonton Diajak Ngakak oleh Kisah Satire Trio Gagak ‘’Dampak Borobudur Marathon 2025 untuk hunian sangat bagus, dan bagi hotel ini adalah peak season. Sampai saat ini masih banyak yang mencari kamar hotel tapi rata-rata semuanya penuh,’’ ujar Usep saat dihubungi Minggu 9 November 2025. Pemilik Nalendro Villa Borobudur itu menyebut, BorMar merupakan event yang ditunggu-tunggu di dunia perhotelan, karena merupakan garansi kamar laku dan menguntungkan. Fasiltas lain juga ikut terdorong seperti penambahan daya listrik dan Wifi. Di wilayah Magelang, kata dia, ada 70 hotel dan restoran yang berada di bawah naungan PHRI. Sebagai pengelola villa yang berada di kawasan Nalendro Cafe & Garden seluas 5.000 m2, Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudr itu pihaknya juga bersemangat memberikan layanan terbaik bagi pelari yang menginap. Selama event ini, pelari disuguhi panorama Bukit Menoreh dan Taman Kaktus yang eksotik, serta sajian menu spesial marathon dan penampilan seni tradisional saat makan malam. ‘’Villa kami ramai pada Juni-Agustus oleh turis dari Eropa dan Amerika pas Summer Holiday. Pada BorMar kali ini, 4 villa untuk couple dan 1 villa family telah terisi oleh pelari domestik. Kepada mereka, kami menyiapkan transportasi gratis dari Nalendro Villa menuju start point untuk memudahkan para pelari sebagai antisipasi ditutupnya akses jalan menuju Candi Borobudur,’’ beber Usep. Baca juga: 56 Anggota FKP3 Semarang Raya Ikuti Bimtek Cara Tepat Tangani Kecelakaan Kendaraan Hanya sayang, lanjut dia, event BorMar digelar satu hari saja yaitu hari Minggu, sehingga usai berlomba kebanyakan tamu langsung check out karena harus memulai aktivitas bekerja lagi di hari berikutnya. ‘’ Apabila eventnya dibuat Sabtu dan Minggu mungkin akan menambah lama masa singgah atau lenght of stay para tamu,’’ tambahnya. Buka Tenda Sementara itu, Manajer Homestay Desa Bahasa Hamid Saifudin mengungkapkan, BorMar telah memberikan berkah bagi pengelola homestay, khususnya bagi desa wisata di kawasan sekitar Candi Borobudur. Jauh-jauh hari pihaknya sudah mengantisipasi atas membeludaknya pelari yang mencari penginapan. ‘’Untuk tahun ini, homestay kami di Desa Ngargogondo, sudah penuh sejak tanggal Borobudur Marathon diumumkan. Dan karena antusiasme peserta dan pengunjung sangat tinggi dan banyak, sehingga kami juga membuka penginapan tambahan berupa kamar asrama dan tenda,’’ ujar Hamid. Baca juga: Ini Syarat-syarat dalam Meningkatkan Kualitas Industri di Bidang Pariwisata Dia menambahkan, asrama berkapasitas 22 orang sudah terisi penuh, dan sudah ada 10 tenda yang terjual, tapi masih tersedia beberapa tenda bagi tamu yang berkenan. Menurutnya, event ini memberikan dampak positif di Desa Wisata Bahasa. Banyak peserta dan pendamping yang setelah lomba menyempatkan diri untuk berkunjung ke spot-spot edukatif dan kuliner desa, sehingga ikut menggerakkan ekonomi lokal. ‘’Kepada pelari kami beri pengantaran gratis ke Candi Borobudur, sarapan roti atau telur yang sesuai dengan kebutuhan pelari, serta penambahan waktu check out agar tamu bisa beristirahat lebih nyaman setelah acara,’’ imbuhnya. Sementara itu, Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An turut bersyukur pergerakan wisatawan melalui ajang BorMar telah meningkatkan ekonomi masyarakat secara luas, khususnya di sektor penginapan, UMKM, destinasi wisata, transportasi, dan rumah makan. ‘’Kami memang menginginkan event lari ini menjadi magnet bagi wisatawan, sehingga semua lini ekonomi di Magelang turut tergerak dan terdongkrak,’’ tandasnya. (Aji)